Friday, September 29, 2006

Nur Martono Nursing Study



NUR MARTONO NURSING STUDY (NNS) FORUM

FROM KUWAIT

ME AND MY ONLINE
TEACHING NURSING ACTIVITY


Sejalan dengan upaya saya dan beberapa teman untuk meningkatkan minat perawat, mahasiswa keperawatan dan masyarakat pemerhati keperawatan untuk memanfaatkan aplikasi internet (informatika kesehatan) untuk menyebarluaskan ilmu dan profesi keperawatan. Dengan visi : "merawat internet dan menginternetkan perawat", meskipun kami berada saat ini diluar Indonesia (khususnya di Kuwait) namun insyaAllah masih dapat memberikan konstribusi pengembangan profesi Keperawatan di Indonesia. Maka pembelajaran keperawatan online adalah kata kuncinya.

Buat kami khususnya yang berada di Kuwait, waktu senggang dimanfaatkan dengan berbagai kegiatan mulai dari ikut organisasi misalnya Branch PPNI di Kuwait, PKS, aktif di KBRI Kuwait, atau ada pula yang aktif di bidang keagamaan, aktifitas bisnis, online di internet , dan bahkan aktif di "baba.com" (sebuah kegiatan pasien di rumah/homecare). Lumayan - lahhh untuk mengisi waktu yang terasa terkadang lebih sibuk saat kita-kita di Indonesia ketimbang saat disini, dengan waktu 6-8 jam/hari dan tidak membawa pekerjaan di rumah.

Di tahun ketiga ada rasa ingin melakukan kembali aktifitas pendidikan keperawatan (sehingga ada obsesi yang hingga sekarang masih on track melakukan Distance Learning dengan pendidikan keperawatan di Indonesia). Alhamdullilah,,,,,,,,,,,, ada beberapa teman2 di Kuwait yang semula berpendidikan SPK saat ini telah semangat untuk mengikuti Penyetaraan ke AKPER/D3 dengan online activity dan caranya masing-masing untuk dapat meningkatkan keilmuannya. Hanya saja untuk pendidikan S1 Keperawatan sedang kami terus semangati agar dapat berjalan.

Lantas membaca beberapa pesan di kotak pesan oggix.com dan buku tamu website PPNI terasa miris banyak mahasiswa AKPER khususnya mendapatkan kesulitan search dalam tugas riset/KTI/skripsinya. Rasanya memang perlu ada portal website keperawatan yang memfasilitasi mereka.

Setelah lulus S1 Keperawatan di tahun 1997 dan 7 tahun aktifitas mengajar di AKPER dan STIKES dulu di Indonesia, menjadikan ada semacam kegalauan untuk membantu mereka sebenarnya. Sementara kegiatan di RS sebagai perawat klinis di Kuwait tidak memungkinkan aktifitas mengajar,,, maka mungkin aktifitas pembelajaran online adalah alternatif solusinya.

Lebih agar menyemangati pendidikan berkelanjutan buat perawat, dan menyemangati mahasiswa keperawatan agar berkeinginan mencoba bekerja dan berkarir menjadi perawat di luar negeri.

Paling tidak kemarin2 saat saya cuti/annual leave, masih diminta memberikan pembelajaran NCLEX di salah satu STIKES yang memiliki visi untuk menjadikan lulusannya bekerja di luar negeri.

Untuk teman-teman mahasiswa tetap semangat belajar dan aktif berorganisasi :
Dan jika ingin berdiskusi tentang Riset, Keperawatan Medikal Bedah, atau cara search artikel/informasi nursing komputer silahkan saja kontak di email :

Nury_dinar2005@yahoo.com

Nb :
Mohon teman2 mhs AKPER untuk menyiapkan :

  • Judul/topik
  • Attachment file/draft outline
  • File nya (sudah rapi) bagusnya per BAB dari BAB I
  • Untuk pengolahan data saya tidak mumpuni/piawai SPSS/epi info silahkan coba sendiri
  • Dan usahakan analisa data yang tidak menyulitkan : deskriptif saja jangan yang analitik

Mohon pula kontak via email
Terima Kasih mudah2an berguna

Nur Martono, SKp

Saturday, September 23, 2006

VIRTUAL NURSING : NEW ISSUE ENTREPRENEUR NURSE FOR INDONESIAN NURSES




Virtual Nursing
The Internet is bringing new jobs – and issues – to nursing


By Cathryn Domrose
January 24, 2000
Illustration: William Jacoby/Corbis

From :

http://www.nurseweek.com/features/00-01/netnurse.html


After 23 years of working in nursing homes and home health care, Marian Eure, RN, decided to put her expertise online. As an Internet "guide" for About.com, a network of general interest Internet sites, she helps elderly clients navigate the Web, runs online forums for seniors, and writes short articles on topics such as violent crime and aging.

For the past six months, the San Antonio nurse has worked 10 to 15 hours a week as the About.com guide to senior health, in addition to her full-time job at an insurance company. "The part of nursing that I really love is getting the information out," Eure said. "I think nurses are on the front line for giving health information to people."

For specialists and generalists

As it has for every other profession, the Internet has opened up new opportunities for nurses. Nurses are working as consultants to online healthcare companies, answering questions in chat rooms, helping design Web pages, and even offering information on their own Web sites. They are doing what many say nurses have always done best: giving out good health information in ways the average person can understand. In the meantime, healthcare observers and regulators are trying to figure out how the Internet will shape the future of nursing, as well as how to apply age-old regulations to a new medium.

Some Net nurses have salaries or long-term contracts with Internet health companies while others work as consultants for several different companies. Most work at home—one of the Internet's biggest perks. Pay varies from $100 to run a chat room for an hour to salaries that nurses say are comparable to hospital positions. Many work online to supplement teaching or clinical practice. Job descriptions vary from day to day and week to week.

"I really don't have a set job description," said Ann Marie Giusto, RN. The Walnut Creek, Calif., nurse is chronicling her pregnancy on Helios Health's pregnancy and infant care Web site and working as a liaison between Helios and medical centers. "I really can make the position what I want."

Regulations fuzzy

Giusto had little computer experience when Helios hired her a few months ago. She could surf the Net and use a basic word-processing program. But the company liked the fact that she had set up an air emergency flight program when she lived in New Mexico. They liked the idea that she was pregnant and open to sharing her day-to-day experiences with other expectant mothers.

"Nurses understand the holistic approach," said Gina Wade, MS, RN, an assistant clinical professor at the University of San Francisco School of Nursing, who teaches consumer informatics, a new field in nursing. "We are the domain experts. It's an obviously natural place for us on the Internet."

Nurses say they are careful about what they say on the Internet. It's illegal for them to practice any form of nursing in states where they are not licensed. But they can give out general information the way that health columnists do in magazines and newspapers. Most online companies have disclaimers saying information on their sites should not be considered medical advice. If patients need medical advice, Wade said, nurses refer them back to their primary care providers. But an online nurse can suggest ways for patients to talk to the primary care provider so that both understand, she said.

The undeniable future

Internet nursing isn't for everyone. Wade, who has worked as a consultant for several online companies, said she loves it, but would be bored doing nothing else. Others say they miss the face-to-face patient contact. A nurse who wants an Internet job needs to be a bit of an entrepreneur, said Leslie Nicoll, PhD, RN, an associate research professor at the University of Maine College of Nursing in Portland, and editor of Computers in Nursing.

"You need to be more into the business mentality, which is difficult for many nurses," she said. "Kind of blowing your own horn."

The concept of health care on the Internet is growing fast and constantly changing. Issues like licensing, ownership of information, and patient privacy will loom larger as more hospitals and clinics begin communicating directly with patients through computers.

"The patients will start to use the Internet as a component of interacting with their healthcare provider," said Nicoll. "I really think we're getting to the point where computers are less of a novelty and they're just there."


ME JUST DREAMING ON....ITS

Thursday, September 21, 2006

MRSA - superbugs nosocomial infection in Indonesian Hospital "undercover cases"



MRSA-supebugs in Indonesian Hospital – "Undercover cases" Nosocomial Infection ; (Learning experience from western and middle east hospital) MRSA (Metycillin Resistent Stapylococcus Aureus) Infeksi nosokomial - superbakteri rumah sakit di Indonesia "Undercover case"; (Belajar dari pengalaman rumah sakit di negara-negara barat dan timur tengah)

Oleh : Nur Martono, SKp
Staf Keperawatan RS Amiri - Kuwait

Saat ini hampir semua pelayanan kesehatan di Indonesia dan Departemen Kesehatan sedang hangat mengkampanyekan penanggulangan dan pengobatan virus flu burung avian H5N1. Dilain pihak, berbagai penyakit infeksi di Indonesia seolah silih berganti menyerang ; mulai dari TBC, HIV-AIDS, belum lagi wabah diare, salmonella thyposa dan DHF. Merupakan hal yang sudah dianggap lazim oleh masyarakat awam dan pelayanan kesehatan di Indonesia.

Dalam pada itu, ada hal yang sedikit terlupakan tentang bahaya infeksi nosokomial yang merupakan infeksi yang terjadi di Rumah Sakit di Indonesia. Resiko infeksi nosokomial selain terjadi pada pasien yang dirawat di Rumah Sakit, dapat juga terjadi pada para petugas Rumah Sakit tersebut. Berbagai prosedur penanganan pasien memungkinkan petugas terpajan/exposure dengan kuman yang berasal dari pasien. Infeksi petugas juga berpengaruh pada mutu pelayanan karena petugas menjadi sakit sehingga tidak dapat melayani pasien.

Pengetahuan tentang pencegahan infeksi sangat penting untuk petugas Rumah Sakit dan sarana kesehatan lainnya merupakan sarana umum yang sangat berbahaya, dalam artian rawan, untuk terjadi infeksi. Kemampuan untuk mencegah transmisi infeksi di Rumah Sakit, dan upaya pencegahan infeksi adalah tingkatan pertama dalam pemberian pelayanan yang bermutu. Untuk seorang petugas kesehatan hal ini adalah langkah pertama dalam pemberian pelayanan yang bermutu. Untuk seorang petugas kesehatan, kemampuan mencegah infeksi memiliki keterkaitan yang tinggi dengan pekerjaan, karena mencakup setiap aspek penanganan pasien.
1. http://www.infeksi.com/hiv/articles.php?lng=in&pg=16

Salah satu jenis infeksi nosokomial yang saat ini berbahaya dan banyak menyerang berbagai RS di negara-negara barat dan timur tengah saat ini adalah MRSA (meticillin-resistant Staphylococcus aureus)/superbugs/super bakteri. Dan yang menarik adalah masih banyak tenaga kesehatan di Indonesia yang belum memahaminya. Tanpa sengaja, hal ini sempat penulis tanyakan lewat online lewat salah seorang staf keperawatan dan mahasiswa keperawatan di salah satu RS terkemuka nasional di Jakarta, jawabnya : "Apa sih yah MRSA itu, tidak ada kok kasusnya !!!" (hal yang sangat wajar karena belum banyak kasus di Indonesia yang terungkap).

1. Trend WNI berobat ke-RS di luar negeri dan dampak terhadap infeksi nosokomial antar negara, termasuk MRSA

Dengan kecenderungan banyaknya pasien WNI yang berobat di luar negeri maka ada hal yang sudah seharusnya diantisipasi yaitu adanya transfer bakteri, penyakit dan infeksi (termasuk infeksi nosokomial) dari luar negeri ke Indonesia, ataupun sebaliknya. Meskipun hal tersebut dibantah oleh depkes RI. "Depkes bantah banyak pasien berobat ke LN". Banyaknya pasien berobat ke luar negeri antara lain disebabkan merosotnya mutu pelayanan di rumah sakit dalam negeri seperti kasus RSPI Saroso dan kasus pengaduan lainnya ke polisi. Juga ditandai dengan adanya kasus kurang akuratnya diagnosa penyakit pasien, belum adanya perlindungan hukum pasien dan berkurangnya mutu lulusan sejumlah dokter. Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes Dr. Farid Wadji Husain membantah pendapat tersebut. Menurutnya tidak benar banyak pasien berobat ke RS luar negeri akibat mutu pelayanan RS dalam negeri rendah dan kurang dipercaya. Indonesia sudah banyak memiliki RS modern. Mengenai mutu pelayanan sudah makin meningkat karena ada persaingan antara RS swasta dan RS milik pemerintah. Sementara lulusan FK di Indonesia cukup baik. (Sentana 9/5/06)

"Meningkatkan mutu RS dengan TI". Rumah sakit menjadi ujung tombak pembangunan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas layanan RS adalah dengan penerapan Teknologi informasi. Di Indonesia menurut sejumlah sumber dari sekitar 1200 RS, sekitar 92 persen masih menggunakan cara manual dalam melayani pasien. Ketua Umum PERSI dr. Adib Abdullah Yahya MARS mengatakan sudah saatnya Indonesia mengaplikasikan TI. Dengan penerapan TI di RS, pelayanan kesehatan akan menjadi lebih baik. Beberapa peran yang bisa dimainkan TI di RS yaitu harus bisa digunakan chief executive officer untuk membuat perencanaan dan kontroling, bisa membuat operasional RS jadi efisien dan efektif, serta harus meningkatkan keselamatan pasien. Ia mencontohkan di RS Taiwan, bila dokter menuliskan resep obat yang tidak benar, akan ada peringatan dari sistem. (Hr. Republika 9/5/06)
2.http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=1955&Itemid=2

Sementara di artikel lain di majalah tempo interaktif menjelaskan, trend berobat masyarakat Riau ke luar negeri, khususnya Malaka Malaysia meningkat. Disamping karena promosi yang gencar, dan gengsi, kualitas penanganan pasien dan harga yang lebih murah dibanding bila berobat ke Jakarta dan kota besar lainnya di Indonesia.

Karenanya, menurut Kepala Dinas Kesehatan Riau DR Ekmal Rusdy, sudah saatnya Rumah Sakit di Riau meningkatkan kualitas penanganan pasien dan meniru pola pola promosi dan membangun jaringan yang dilakukan Rumah Sakit Luar Negeri. "Sedikitnya 7.500 pasien asal Riau berobat ke luar negeri, dan 6.000 diantaranya berobat ke Malaka, Malaysia. Ini hendaknya menjadi acuan berbenah diri bagi Rumah Sakit di Riau, Khususnya di Ibukota Provinsi, Pekanbaru,"ujar DR Ekmal.
3.http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/sumatera/2005/05/06/brk,20050506-02,id.html

Adalah hak setiap individu untuk berobat kemanapun dan dimanapun, termasuk di luar negeri. Namun dampak terhadap image RS di Indonesia, pengurangan devisa negara, dan dampak negatif seperti kemungkinan transfer infeksi nosokomial antar negara sudah semestinya diantispasi (termasuk kasus MRSA). “Penderita yang sering berobat di Indonesia bila berobat di luar negeri (terutama di negara maju) sering khawatir, karena bila sakit jarang diberi antibiotika. Sebaliknya pasien yang sering berobat di luar negeri juga sering khawatir bila berobat di Indonesia, setiap sakit selalu mendapatkan antibiotika”. Hal ini bukan sekedar pameo belaka. Tampaknya banyak fakta yang mengatakan bahwa memang di Indonesia, dokter lebih gampang memberikan antibiotika.
4. http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=3935&tbl=cakrawala

Bukan tidak mungkin seperti merebaknya kasus polio liar di Indonesia tahun 2005, karena diduga masuk melalui "carrier case" yang kemungkinan dibawa TKI, dapat pula terjadi oleh penyakit yang dibawa oleh pasien WNI yang berobat di luar negeri, tentu tanpa kesengajaan. Termasuk kasus-kasus seperti MRSA, terutama oleh pasien-pasien yang beresiko seperti "pasien bedridden" (tirah baring) yang lama seperti CVA, atau post intubasi ventilator, pasien uremia, diabetes, post kemoterapi, HIV-AIDS, post-op/pasca bedah, dan pasien luka bakar. Dan tentu saja hal ini sudah semestinya juga menjadi hal yang perlu diantispasi oleh pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan di Indonesia, sebelum menjadi "outbreak" atau masalah baru untuk bidang kesehatan di Indonesia yang sudah memiliki begitu banyak masalah.

Atau bahkan mungkin saja MRSA menjadi sebuah "undercover case" (kasus yang tidak pernah terungkap) di RS di Indonesia. Meskipun saat ini banyak bidang pengawasan infeksi di setiap RS, namun karena tingkat kewaspadaan yang rendah atau sudah sedemikian banyaknya permasalahan maka kasus MRSA menjadi terabaikan

2. Berbagi pengalaman tentang kasus MRSA dari negara barat dan timur tengah

Infeksi nosokomial sebenarnya bukan barang baru. Menjelang paruh kedua abad XIX Ignaz Phillip Semmelweis, seorang dokter ahli kebidanan di Wina, Austria, telah mengamati 30% dari para ibu yang melahirkan di rumah sakit menderita demam setelah melahirkan dengan angka kematian sebesar 12,24%. Sedangkan mereka yang melahirkan di rumah sendiri umumnya tidak terserang demam demikian.

Selain itu, infeksi nosokomial menjadi ancaman besar terhadap kesehatan karena sekarang banyak ditemukan bakteri yang resisten (kebal) terhadap pelbagai jenis antibiotik. Kini sekitar 40% dari bakteri Staphylococcus aureus yang dapat diisolasi di rumah sakit, diketahui kebal terhadap semua antibiotik, kecuali terhadap vankomisin. Tapi suatu saat bakteri ini akan membentuk mutan (bakteri yang bermutasi dan mempunyai sifat-sifat baru) yang juga kebal terhadap gempuran vankomisin seperti vancomycin-resistant Staphylococcus aureus (VRSA) and vancomycin-resistant enterococcus (VRE).

Kalau itu terjadi, penderita pneumonia (radang paru-paru) ataupun infeksi pascabedah akibat infeksi bakteri Staphylococcus aureus tidak dapat lagi diobati dengan antibiotik mana pun. Seperti dalam tahun 1992 di Amerika Serikat ada 13.300 kasus penderita infeksi nosokomial karena dirawat di rumah sakit, tidak dapat disembuhkan dengan antibiotik yang tersedia dan akhirnya meninggal.
5.http://www.indomedia.com/intisari/1997/maret/infeksi.htm

Bakteri penyebab infeksi mematikan yang ditemukan di rumah sakit (RS) dapat bertahan berminggu-minggu di tempat tidur, kertas, atau keyboard komputer, demikian hasil sebuah penelitian. Infeksi tersebut banyak ditemukan pada pasien-pasien berbagai RS di AS. Pengaruhnya terhadap tubuh bisa berupa serangan ringan hingga kematian. Penyebabnya adalah bakteri meticillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA)/superbugs/super bakteri, yang menimbulkan infeksi ringan hingga infeksi luka yang serius, pneumonia, atau infeksi pada darah penderita/sepsis.

Bakteri ini adalah satu dari beberapa jenis penyebab penyakit yang semakin sulit diatasi dengan obat-obatan konvensional. Pengaruh antibiotik dan penggunaannya yang tidak tepat dapat mengubah bakteri menjadi lebih resistan. Penelitian terakhir memperlihatkan bahwa MRSA muncul dalam jumlah yang besar di berbagai rumah sakit.

Hati-hati dalam menangani ponsel. Bukan karena ponsel mudah rusak, akan tetapi seorang pasien di San Fernando General Hospital terkena bakteri mematikan MRSA yang bersarang di ponselnya. Dr. Hari Maharajh, dari University of The West Indies, mengemukakan “Ponsel sudah seharusnya diperlakukan dan dipergunakan sebagai sebuah alat yang mirip dengan sikat gigi dan lipstik. Tidak seharusnya dipakai bergantian. Sangatlah sulit untuk membersihkan ponsel sebab alat ini cukup rumit.”

Peringatan darinya mendukung sebuah penelitian baru-baru ini di Arizona, Amerika Serikat. Penelitian ini berhasil menemukan hampir seperempat ponsel yang mereka uji dinyatakan positif dijadikan sarang berkumpulnya MRSA (Methicillin-resistant Staphylococcus aureus). 6.http://www.g2glive.com/?m=news.detail&id=1140

"Kemungkinan MRSA berpindah dari satu orang ke yang lainnya, dalam jumlah besar, tergantung kemampuannya untuk hidup di permukaan benda-benda yang ada," kata Kris Owens dari Ecolab Inc. di Mendota Heights, Minnesota. Dalam penelitian tersebut, terdapat dua kecenderungan tempat hidup MRSA tergantung berbagai tipe permukaan. Para peneliti menemukannya di cat kuku setelah beberapa minggu, permukaan keyboard komputer setelah enam minggu, dan di permukaan kasur setelah berhari-hari.
7. http://www.jaga-jaga.com/anIjakTerkini.php?ida=71599

Sekedar berbagi pengalaman di Kuwait tanyakan kepada perawat Indonesia tentang MRSA, mereka akan tahu betul tentang penyakit ini, pencegahan dan pengobatannya. Hal ini lebih dikarenakan banyak kasus ini ditemukan terutama di ruang-ruang medikal, ICU, dan surgical. Kasus pertama di Kuwait sendiri ditemukan tahun 1979, dan menjadi "outbreak" di tahun 1992. Dengan katagori outbreak (1 kasus perbulan di ruang/unit yang high risk/tanpa ada kasus; 3 atau lebih kasus perbulan di setiap unit, atau angka kematian akibat MRSA meningkat 25% diatas baseline-yang diambil datanya setiap tahun). Rata-rata saat ini setiap ruang rawat di RS di Kuwait pernah dan sedang merawat 1 atau lebih, pasien dengan MRSA, bahkan pasien-pasien yang pernah dirawat di luar Kuwait (Inggris khususnya).

Bahkan setiap pasien bedridden/tirah baring yang pertama kali masuk/"admitted" maka protokolnya harus diambil screning MRSA/swap nasal, kulit, luka, urine dan sputum. Demikian pula pasien dengan post intubasi/"weaning" ventilator di ruang-ruang ICU atau CCU maka harus dikirimkan screening terhadap MRSA tersebut, bahkan diiringi blood c/s (c/s-culture/sensitivity darah) atau swap c/s di area post CVP line. Dan apabila hasilnya positif maka isolasi ketat diterapkan (hampir mirip dengan isolasi pasien dengan flu burung di Indonesia). Pengalaman yang sama mungkin saja akan dialami oleh perawat Indonesia lainnya yang bekerja di luar negeri terutama di negara-negara Eropa, Amerika dan Timur Tengah.

Di Inggris kasus MRSA pertama kali ditemukan di tahun 1961 dan menjadi wabah semenjak itu dan dikenal sebagai "superbug"/super bakteri. Bahkan dalam artikel di www.medindia.net menjelaskan bahwa MRSA lebih membahayakan daripada SARS atau virus flu burung (memerlukan penelitian lebih lanjut). Sementara di Amerika Serikat sendiri hampir 2,3 juta orang di AS kemungkinan besar menjadi carrier MRSA tanpa menimbulkan gejala dan tanda-tanda sakit. US Control for Infection and Diseases, sendiri memperkirakan hampir 90.000 kasus MRSA menyebabkan infeksi serius dan 17.000 menyebabkan kematian setiap tahunnya di Amerika Serikat.
8.http://www.medindia.net

Sedangkan sebuah survey terbaru yang dilakukan di 20 RS di Canada September 2006, yang dilakukan oleh Canadian National Intensive Care Unit memperlihatkan 20 % kuman Stapylococcus Aureus menjadi MRSA dan angka terbesar mencapai 50% di salah satu RS di Kanada. Sementara angka kematian setiap tahunnya di Kanada akibat MRSA mencapai 8.500 orang/tahun , demikian menurut The Community and Hospital Infection Control Association. Bagi RS di Kanada sendiri, MRSA menjadi ancaman serius terutama di ruangan ICU, menurut Dr. George Zhanel seorang Prof.microbiology dari Universitas Manitoba – Kanada. Penderita MRSA-superbugs membutuhkan waktu rawat yang lebih lama dan kombinasi obat yang kompleks, namun tetap dengan harapan sembuh yang tipis.

Bahkan peneliti disana mengkhawatirkan sejumlah kasus MRSA di masyarakat/komuniti, seperti telah ditemukannya kasus infeksi kulit dan pneumonia yang resisten yang di kalangan atlit, tentara, pengguna narkoba injeksi, dan pasien yang pernah dirawat di ICU.
9.http://www.cbc.ca/story/health/national/2006/09/13/antibiotic-resistance.html

Australia sendiri melaporkan kasus pertama virulent Community-acquired methicillin-resistant Staphylococcus aureus (CA-MRSA) strain di tahun 1993, dan semenjak itu kasus CA-MRSA dilaporkan muncul di berbagai negara. CA-MRSA strain ini berbeda sekali dengan MRSA yang terjadi pada infeksi nosokomial di RS, lebih berbahaya, fatal dan menyebar cepat di anak-anak sehat. 10. http://www.cdc.gov/ncidod/EiD/vol11no06/04-1146.htm

Sejenis bakteri didapatkan menjadi penyebab kematian 123 pasien di beberapa RS di Victoria, Australia dan kini telah menjangkiti lebih 1,600 orang di tahun 2005. Bakteri methicillin resistant staphylococcus (MRSA) sejenis golden staphylococcus biasanya ditemui di RS dan kini ia mampu melawan antibiotik yang ada. Bakteri itu tersebar melalui sentuhan antara pasien dengan petugas RS yang tidak mencuci tangan mereka dengan steril. MRSA akan melemahkan sistem pertahanan tubuh pasien yang mengidap kanker, CVA atau penyakit lain secara mendadak.
11.http://www.prn2.usm.my/mainsite/berita/2005/ogos05.html

Yang lebih mengkhawatirkan di Inggris sendiri telah dilaporkan hampir 150 bayi dan anak di tahun 2006 telah mengalami infeksi dalam darah yang fatal akibat MRSA –superbug di RS NHS Inggris. Angka ini double dari perkiraan awal, dikarenakan buruknya kesehatan lingkungan RS di Inggris. Bayi dan anak ini menderita shock sepsis/toksik, yang dapat membawa ancaman kegagalan fungsi organ dan kematian. Bayi-bayi ini diduga mendapatkan MRSA melalui iv line terapi.


Pre eliminary studi yang dilakukan Dr Alan Johnson seorang peneliti mendapatkan 147 bayi yang terkena MRSA, dan 1/3 berusia kurang dari satu tahun. Angka ini hanya diperleh dari dokter spesialis anak di Inggris di tahun 2006, namun masih banyak yang belum dilaporkan. Seorang ahli mikrobilogi lain dari Imperial College London dr Mark Enright menjelasakan jika terdapat hampir 150 anak terkena MRSA dalam darah maka hal tersebut signifikan dan menandakan tidak adanya kontrol terhadap infeksi ini. Dia menambahkan infeksi MRSA dalam darah biasanya mengenai 20%, maka dapat diperkirakan terdapat 750 kasus MRSA superbugs/superbakteri pada anak setiap tahunnya.
12.http://www.telegraph.co.uk/health/main.jhtml?view=DETAILS&grid=&xml=/health/2006/09/11/nhs10.xml

Di Indonesia sendiri belum ada data yang pasti tentang kasus MRSA di RS di Indonesia. Namun dari beberapa artikel dan jurnal di internet, misalnya Ahli Mikrobiologi Klinik pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. Amin Soebandrio, Sp.M.K. menuturkan tentang diagnosa banding Flu burung dengan MRSA. apabila hasil pemeriksaan kasus flu burung yang terjadi di Indonesia yang diperiksa samplenya di Hong Kong negatif, maka kecurigaan kedua adalah bakteri staphylococcus aureus. Misalnya, methichillin-resistant staphylococcus aureus (MRSA). "Bakteri ini dapat menyebabkan pneumonia berat, sasarannya paru-paru," katanya.
13. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0705/18/0101.htm

Memang pernah ada penelitian yang dilakukan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali di tahun 2005 tentang Distribusi dan Pola Kepekaan Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) di Ruang Intensif Rumah Sakit Sanglah Denpasar yang dilakukan oleh Ida Sri Swari, sayang data ini tidak dapat diakses. 14. http://www.lemlit.unud.ac.id/search.html
Sementara di litelatur lain menjelaskan, kuman yang resisten terhadap antibiotika semakin lama semakin banyak. Diantara isolat yang diteliti lab.Mikrobiologi Klinik FKUI ditemukan bahwa MRSA (Mythycillin Resistant Staphylococcus Aureus) dari tahun ke tahun selalu meningkat (WARSA, 2004). Keadaan ini perlu diwaspadai karena pola penggunaan antibiotika di Indonesia selama ini jauh dari kontrol yang baik. Topik ini akan dibahas oleh seorang ahli mikrobilogi klinik yang berpengalaman dari rumah sakit terkemuka di Jakarta, tentu dengan disertai peragaan bagaimana melakukan test resistensi terhadap antibiotika dan bagaimana melakukan interpretasi hasilnya . Dalam seminar bertajuk Aspek Mikrobilogi Klinik Dalam Pengendalian Infeksi dan Resistensi Kuman terhadap antibiotika di RS
(Prof. DR. Dr. Amin Subandrio, SpMK/RS Pondok Indah, Jakarta)

15. http://www.okta.co.id/workshop/index.php3

Bahkan Menurut dr Latre Buntaran, SpMK dari Bagian Mikrobiologi RSAB Harapan Kita, saat ini jenis resistensi terhadap bakteri telah semakin beragam dari sekedar penicillinase-resistant staphylococci dan methicillin - resistant S aureus (MRSA) yang marak sekitar tahun 1950-an dan 1960-an. "Saat ini terdapat glycopeptide intermediate S aureus (GISA), vancomycin-resistant enterococci (VRE) dan penicillinase - resistant S pneumoniae(PRSP). Di masa datang mungkin pula akan muncul strain yang resisten terhadap glikopeptida (GRSA)," ujar Latre Buntaran.

Latre menuturkan, Infeksi nasokomial berperan penting dalam penularan bakteri Gram positif di RS. Infeksi bakteri nosokomial ternyata terbanyak disebabkan oleh Gram positif (64,4%) sedangkan Gram negatif hanya 27,4% dan fungi 8,4%.
"Di RSAB Harapan Kita, infeksi nasokomial terbanyak masih disebabkan oleh Gram negatif. Namun ada peningkatan infeksi MRSA dari 20% di tahun 1998 menjadi 34% di tahun 2000, sedangkan antara Januari-Juni 2001 sudah terdapat 15% kasus MRSA," kata dia.
16.http://cybermed.cbn.net.id/detil.asp?kategori=Health&newsno=1126

Sementara itu di RS Jantung Harapan Kita diinformasikan bahwa di Indonesia tak ada obat Vancomycin yang sangat diperlukan untuk pasien dengan infeksi MRSA (Methycilin Resistant Staphylococus Aereus). Saat bencana Aceh terjadi dan disampaikan kepada dokter-dokter Jepang, dan maksudnya, kalau bisa minta kiriman untuk persediaan pengobatan 10 pasien. Dan sungguh diluar dugaan. Dalam tempo 24 jam, kepala rombongan tim dokter jepang dengan membawa Vancomycin untuk 100 pasien. Dan keesokan harinya, tiga orang dokter Ahli Infeksi datang bersama tiga orang perawat. Nilai sumbangan obat ini mencapai Rp. 500 juta.-
17.http://www.pjnhk.go.id/berita30.htm

3. Definisi MRSA

a. Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) adalah strain spesifik dari bakteri Staphylococcus aureus yang membentuk resistensi terhadap antibiotika semua turunan penicillin dan methicillin, dan juga spectrum luas β-lactamase-resistant penicillin antibiotics. MRSA pertama kali ditemukan di Inggris tahun 1961 dan sekarang menyebar luas di semua RS di dunia dikenal sebagai superbug/superbakteri. MRSA juga dikenal sebagai oxacillin-resistant Staphylococcus aureus (ORSA) dan multiple-resistant Staphylococcus aureus, dan Staphylococcus Aureus yang non-resistent methicyllin dikenal sebagai methicillin-susceptible Staphylococcus aureus (MSSA).
18.http://en.wikipedia.org/wiki/Methicillin-resistant_Staphylococcus_aureus
b. MRSA dikenal sebagai methicillin-resistant Staphylococcus aureus. Adalah sejenis bakteri yang umum ditemukan di kulit dan nasal orang sehat/pasien, walaupun tidak berbahaya namun jika terdapat luka, abrasi, radang, insisi luka operasi, atau folley catheter dapat menyebabkan infeksi. Infeksi ini dapat bersifat ringan (nanah atau radang) atau berat (infeksi di darah/sepsis, tulang atau sendi)19. http://www.netdoctor.co.uk/diseases/facts/mrsa.htm
c. MRSA stands for methicillin-resistant Staphylococcus aureus, a common type of bacteria that has become resistant to certain types of antibiotics. This type of bacteria is commonly found on the skin and in the noses of healthy people. In these places, the bacterium is usually harmless, but it can cause infection if it gets into the body through a cut or during surgery.
20.http://www.cbc.ca/news/background/health/mrsa-vre-esbl.html

4. Epidemiologi MRSA

Hampir 53 juta orang diperkirakan membawa kuman MRSA, dan para pakar memperkirakan 2 milliar orang, atau sama dengan 25 – 30% total penduduk dunia membawa bakteri Staphylococcus aureus. Pneuomonia MRSA grup, dan pasien yang mendapatkan flurokuinolone adalah salah satu populasi yang beresiko terkena MRSA.

MRSA disebabkan oleh obat-obatan iv (intra vena) sebanyak 20% dari total populasi. Diawal tahun 2005 di Inggris 3000 angka kematian akibat MRSA, dan menyerang separuh RS di Inggris dan menjadi perdebatan dan issue hebat di kebijakan kesehatan di Negara tersebut. Di Belanda sendiri, ada 3 keluarga peternak babi yang terkena MRSA dan ditemukan di hewan peliharaannya juga. (lihat point 2 : berbagi pengalaman MRSA di Negara barat/timur tengah)

5. Pencegahan dan Pengobatan MRSA

Alkohol (70%) dapat efektif sebagai sanitasi pencegahan MRSA. Quaternary ammonium yang dikombinasi dengan Alkohol juga efektif. Dan perlu dicegah dengan pembersihan rutin ruang-ruang rawat dengan menggunakan Nonflammable Alcohol Vapor in CO2 (NAV-CO2) system atau or sodium hypochlorite adalah zat yang sering digunakan untuk sanitasi ruangan pasien dengan MRSA

Diakhir tahun 2004 Inggris mengkampanyekan "Clean Your Hands campaign" (Kampanye mencuci tangan) dengan alkohol, hibiscrub atau hibisol. Sementara banyak pekerja kesehatan di AS masih melalaikan hal itu sesuai laporan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yang melaporkan bahwa bahwa dengan mencuci tangan, maka dapat menyelamatkan 30.000 pasien pertahun dari infeksi nosokomial termasuk MRSA http://en.wikipedia.org/wiki/Methicillin-resistant_Staphylococcus_aureus

Model matematis yang diterapkan di Inggris dengan menscrening pasien MRSA dan staf RS, dan menerapkan strategi "search and destroy" dimana pasien yang MRSA segera diisolasi dan staf yang positif MRSA dicutikan sampai sembuh dengan Eradication theory.

Staf RS harus menggunakan sarung tangan (gloves), dispossible gaun, masker, penutup kepala, saat kontak dengan pasien MRSA dan harus melepaskannya sebelum keluar ruangan isolasi. Dan setiap pengunjung diminimalkan kontak dengan pasien dan harus sama seperti petugas, dan mencuci tangan dengan alkohol sebelum dan sesudah masuk ruangan pasien dengan MRSA

MRSA dapat bertahan di benda seperti linen, lantai, tempat tidur, dan alat-alat mandi, sehingga runagan mesti dibersihkan dengan desinfektan dan yang tersulit tentu saja ruangan yang ber AC, udara, botol suction, O2 sentral dan bahkan hp atau komputer pun dapat menjadi media penyebaran MRSA yang tentu saja sulit dihilangkan.
http://www.netdoctor.co.uk/diseases/facts/mrsa.htm

6. Gejala Klinis dan target organ

S. aureus umumnya terdapat kolonisasi di anterior nasal, saluran napas, luka terbuka, iv line, folley catheter, dan kulit . Umumnya infeksi MRSA pada individu sehat adalah tanpa gejala, dan dapat terjadi dalam hitungan minggu hingga tahun. Pasien dengan penurunan kekebalan tubuh, dapat menjadi rentan terhadap infeksi sekunder ini. MRSA dapat menyerang paru/pneumonia MRSA yang serangannya mirip flu burung, mengenai darah penderita/sepsis dan menyebabkan kematian. http://www.medindia.net/news/view_news_main.asp?x=13504

7. Pengobatan

a. Vancomycin (dari bakteri di tanah yang ditemukan di India dan Indonesia)
b. Teicoplanin /antibitika glycopeptide (targocid)
c. Mei 2006 peneliti Merck Pharmaceuticals mempublikasikan natural antibiotik yaitu Platensimycin, yang dinyatakan berhasil melawan MRSA.
d. Linezolid (Zyvox) yang diproduksi di Inggris secara iv dan tablet juga terbaru
e. Mupirocin antiotika yang dipergunakan untuk kulit dan nasal (Bactroban)
Namun saat ini pun telah dilaporkan beberapa kuman MRSA telah resisten terhadap vancomycin dan teicoplanin sehingga menjadi sebuah perhatian.
http://www.cbc.ca/news/background/health/mrsa-vre-esbl.html

8. Peran Perawat

Peran perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial tentu saja paling penting, dimana rata-rata setiap harinya 7 – 8 jam perawat melakukan kontak pershift perhari dengan pasien. Katakanlah 1/2 jam kerja tersebut (4jam) adalah waktu efektif kontak dengan pasien, maka akan menjadi sumber utama terpapar/exposure infeksi nosokomial termasuk MRSA.
Satu penelitian di RSUD Kepanjen di tahun 2003 dengan sample 120 perawat untuk melihat hubungan pengetahuan perawat tentang infeksi nosokomial dan pencegahannya dengan angka prevalensi infeksi nosokomial di RS tersebut memperlihatkan hasil ada hubungan yang kuat dengan indeks korelasi 0,6. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa peran perawat dalam pengontrolan infeksi nosokomial perlu dioptimalisasi
http://digilib.batan.go.id/gdl/go.php?id=jiptumm-gdl-s1-2003-ditatrisna-718&node=314&start=6

Di lain pihak penggunaan antibiotika irasional atau berlebihan juga harus dibatasi. Penggunaan berlebihan atau penggunaan irasional artinya penggunaan tidak benar, tidak tepat dan tidak sesuai dengan indikasi penyakitnya. Sebenarnya permasalahan ini dahulu juga dihadapi oleh negara maju seperti Amerika Serikat.

Pemakaian antibiotika berlebihan atau irasional juga dapat membunuh kuman yang baik dan berguna yang ada didalam tubuh kita. Sehingga tempat yang semula ditempati oleh bakteri baik ini akan diisi oleh bakteri jahat atau oleh jamur atau disebut "superinfection". Pemberian antibiotika yang berlebihan akan menyebabkan bakteri-bakteri yang tidak terbunuh mengalami mutasi dan menjadi kuman yang resisten atau disebut “superbugs”.

Saran :
1. MRSA (Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus) sudah semestinya menjadi perhatian RS/Depkes, sebagai bagian pencegahan Infeksi nosokomial di RS atau komuniti/masyarakat
2. MRSA dapat dijadikan diagnosa banding kasus serangan pneumonia hebat seperti kasus flu burung H5N1 yang menyerang Indonesia
3. Perlunya penyebarluasan informasi di kalangan dokter, perawat dan tenaga kesehatan dan mahasiswa bidang kesehatan tentang MRSA
4. Pembatasan penggunaan antibiotik yang serampangan
5. Screening MRSA di RS dan pasien yang pernah berobat dari LN
6. Penyediaan obat seperti Vancomycin dan Bactroban di RS di Indonesia
7. Pentingnya pengetatan dan screening serta pengawasan infeksi nosokomial dengan pengambangan unit infeksi kontrol disetiap RS di Indonesia

"Prevent is more better than cure and care"

Daftar pustaka
1. http://www.infeksi.com/hiv/articles.php?lng=in&pg=16
2.http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=1955&Itemid=2
3.http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/sumatera/2005/05/06/brk,20050506-02,id.html
4. http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=3935&tbl=cakrawala
5.http://www.indomedia.com/intisari/1997/maret/infeksi.htm
6.http://www.g2glive.com/?m=news.detail&id=1140
7. http://www.jaga-jaga.com/anIjakTerkini.php?ida=71599
8.http://www.medindia.net/news/view_news_main.asp?x=13504
9.http://www.cbc.ca/story/health/national/2006/09/13/antibiotic-resistance.html
10. http://www.cdc.gov/ncidod/EiD/vol11no06/04-1146.htm
11.http://www.prn2.usm.my/mainsite/berita/2005/ogos05.html
12.http://www.telegraph.co.uk/health/main.jhtml?view=DETAILS&grid=&xml=/health/2006/09/11/nhs10.xml
13. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0705/18/0101.htm
14. http://www.lemlit.unud.ac.id/search.html
15. http://www.okta.co.id/workshop/index.php3
16.http://cybermed.cbn.net.id/detil.asp?kategori=Health&newsno=1126
17.http://www.pjnhk.go.id/berita30.htm
18.http://en.wikipedia.org/wiki/Methicillin-resistant_Staphylococcus_aureus
19. http://www.netdoctor.co.uk/diseases/facts/mrsa.htm
20.http://www.cbc.ca/news/background/health/mrsa-vre-esbl.html


Wednesday, September 13, 2006

Call for Abstract for Indonesian Nurse - ICN Conference




Nurses at the forefront : dealing with the unexpected

The ICN 2007 International Conference (27 May - 1 June 2007, Yokohama - Japan) aims to highlight the realities of nursing practice and acknowledge nurses’ expertise in dealing with the unexpected. Nurses and nursing are constantly faced with the challenge of change and unpredictable events. Complex work situations, rapidly shifting health priorities and powerful external socio-economic factors require nurses to apply creative and effective problem-solving skills on a daily basis. Nurses’ proactive and reactive solutions are grounded by in-depth professional knowledge and ethical principles.
The conference will showcase prominent guest speakers in plenary sessions focusing on the most pressing and timely topics of interest for nursing and nurses dealing with the unexpected in health care. Concurrent sessions, symposia and posters will address the following cross cutting themes:
">Clinical Practice; Pandemics, Epidemics, Sudden Crisis, and Disasters; Nursing/Health Policy and Services Management; Nursing Education; Nursing/Health Research and Informatics; Ethics, Values and Wisdom; Labour and Workplace Issues; and Regulation. The Conference will also be the venue for ICN Network meetings, workshops and thought provoking main sessions – including a focus on disaster preparedness.

To share your ideas and expertise you are invited to submit an abstract for a concurrent session, a symposium or a poster. The submission guidelines and abstract form will be available on the Conference abstract website

www.icn.ch/conference2007.htm

The Council of National Representatives (CNR), ICN’s global governing body, will convene from 27 to 29 May. Conference participants who are also members of ICN member associations will be able to observe nursing leaders from all over the world identify the profession’s priorities and future directions.

Further information and regular updates on the Conference programme will be posted on the Conference website at www.icn.ch/conference2007.htm

The main objectives of the Conference are :

  • To support informed and sustainable improvement in policy and nursing practice.
  • To advance nursing’s contribution to health care and facilitate the dissemination of evidence highlighting
    effective nursing interventions.
  • To encourage problem-solving approaches to health priority needs.



    CALL FOR ABSTRACTS
    To share your ideas, research and expertise on how to provide quality nursing care, improve health care practice, policies and services or contribute to the discussion of nurses dealing with the unexpected, you are invited to submit an abstract. Abstracts must address one of the sub-themes listed below and demonstrate a direct link to the Conference theme :

    1. Clinical Practice : On a daily basis, nurses are faced with the challenges of the unexpected: sudden changes in a patient’s condition, conflicting priorities, adverse events, emerging diseases. What are these challenges and how are they met?
    2. Nursing/Health Policy and Services Management – Contingency plans, policies, protocols and future planning address the unexpected and uncertain future. What lessons can we learn from the past? How do we predict what lies ahead?
    3. Nursing Education : New student pools, advanced theory, access to clinical placements, ageing faculty, the appearance or disappearance of subsidies, the need for life-long learning. How do the changing socio-economic and political realities shape nursing education? How do both practitioners and faculty keep current?
    4. Nursing/Health Research and Informatics – How does nursing/health research prepare us for the unexpected? How does information technology help articulate nursing interventions - past, present and future?
    5. Ethics, values and wisdom - How does the soul of nursing equip us to deal with the unexpected and reinforce our effectiveness? Should ethics evolve and develop as new technologies and possibilities enter the health care work place?
    6. Labour and Workplace Issues – Pay equity, hazardous environments, staff-mix and levels, rising absenteeism, exploitation, violence and nurse mobility all contribute to the dynamics of the nurse workplace. Where are the success stories? Where are the on-going struggles?
    Regulation
    7. Regulation - The social forces of an increasingly globalised world are influencing professional regulation. Will nurse mobility change the shape and content of domestic regulation? Are professional standards being challenged by national economic constraints? Will the campaign for ethical recruitment practices lead to the regulation of nurse recruiters?
    8. Pandemics, Epidemics, Sudden crisis, and Disasters – The unexpected is a fundamental characteristic of these scenarios. How do we prepare? How do we deal? How do we repair?
  • For more further information http://www.icn.ch/conference2007.htm

Monday, September 04, 2006

MEMAHAMI NURSING BLOG (BLOG KEPERAWATAN)



Memahami Nursing Blog (Blog Keperawatan) ;
Langkah Awal Menuju Pengembangan Telenursing (tele keperawatan)
Berbasis Informatika Kesehatan di Indonesia


Nursing Blog Knowledge ; First Steps Toward Telenursing Development, base on Informatics Health in Indonesia





Visi : Menginternetkan Perawat Dan Merawat Internet
Misi : "Telenursing for All Indonesian Nurses Around The World's"


Siapa bilang teknologi kesehatan itu mahal ?

Alkisah seorang dokter Vietnam (tapi ini benar-benar terjadi) berhasil mengakali Endoskopi yang nilainya 30.000 U$ dollar menjadi bernilai sekitar 1.000 U$ dollar saja. Biaya yang paling mahal dari endoskop buatan tangan ini adalah karena skope/kamera yang berharga 800 U$ dollar. Sedangkan adaptornya hanya sekitar 30 U$ dollar. Menurut dr Nguyen Phouc Huy, alat yang dibuat menggunakan komputer Pentium IV dan sistem operasi windows tersebut bisa dibuat dalam waktu hanya seminggu saja. Sedangkan penelitian untuk membuat alat ini sekitar 2 tahun.
1).blog erik tapan - akal akses tehnologi

Apakah akses internet di Indonesia memang mahal ?

Sekarang tanyakan kepada para blogger (istilah yang pas untuk penggemar blog) yang selanjutnya lebih difokuskan kearah nursing blogger (perawat yang gemar membuat blog), jawabnya mungkin "murah" sekali - terlebih untuk perawat Indonesia yang saat ini bermukim di luar negeri. Memang biaya internet di indonesia masih terbilang mahal dengan katakanlah tarif warnet di Indonesia Rp. 5.000,-/jam, namun jika dibandingkan semisal di Kuwait yang tarif di Internet Cafe Rp. 20.000,-/jam; kan - tetap masih terbilang "murah" juga ?. Tarif internet di Indonesia memang lebih "mahal" 7 kali dari tarif internet dunia , tapi tenang ada berita terbaru bahwa Pemerintah akan menggelar tender serat optik internasional dalam waktu dekat ini. Menkominfo Sofyan Djalil menjanjikan, tarif internet Indonesia bakal semurah Singapura.

"Tender fibre optic untuk internasional akan segera di gelar. Kalau terealisasi, pertengahan tahun depan (2007) Indonesia akan semurah Singapura internetnya," ujar Sofyan di sela-sela acara peluncuran Kuliah Jarak Jauh (Distance Learning) antara Bakrie Telecom, ITB serta Qualcomm di Kampus ITB - Bandung, Jumat (25/8/2006)
2). detik.com berita

Kenapa bisa mahal ???

Tingginya harga sambungan internet di Indonesia dipicu oleh banyaknya penyelenggara jasa internet yang memilih mengambil sambungan ke penyedia asing daripada penyedia domestik seperti Telkom dan Indosat. Bandwidth yang merupakan komponen utama dalam penyediaan akses internet kepada pelanggan atau warung internet masih didominasi oleh provider asing. Terungkap bahwa tingginya harga bandwidth dalam negeri karena adanya komponen tarif tambahan yang harus disediakan operator satelit nasional seperti biaya hak penggunaan (BHP) frekuensi, PPN, dan pajak penghasilan (PPh). Komponen tarif itu bisa mencapai 30% dari seluruh harga yang diberikan operator satelit kepada pengelola internet di Indonesia. Satelit asing yang masuk ke Indonesia tidak perlu menyediakan komponen-komponen biaya tersebut, sehingga harga jualnya menjadi lebih murah. 3) http://www.apjii.or.id/news/index.php

Tidak seperti di mancanegara, akses internet di Indonesia mempunyai perbedaan signifikan dalam hal infrastruktur. Jika di luar negeri orang berlangganan akses internet ke sebuah ISP (Internet Service Provider) maka konsepnya hanya satu yaitu mengakses jaringan global. Lain halnya di Indonesia dengan keterbatasan infrastruktur kontent dalam negeri seolah-olah terpisah dari kontent global. Semua ini terjadi karena kurangnya infrastruktur yang terpadu di tingkat nasional atau antar wilayah. Indonesia Upaya ini untuk menyatukan trafik antar ISP di Indonesia sehingga tidak perlu transit ke luar negeri, di mana setiap ISP mempunyai link internet masing-masing (ada yang ke Singapura, Hongkong, Jepang, Hawai’i, dan bahkan Eropa).

Jika kondisi saat ini terus berlangsung, akses internet menjadi senjang bagi ISP-ISP di luar kota Jakarta. Saat ini ISP tersambung tanpa biaya bandwidth, biaya yang keluar hanyalah biaya link fisik (Fiber Optik, Wireless ataupun Leased Line) yang berbeda-beda, cukup murah bagi ISP yang berlokasi di Jakarta, tapi sangat mahal bagi ISP di luar Jakarta. Apalagi di luar Jawa yang biaya link fisiknya saja jauh lebih mahal daripada link internasional termasuk kapasitas bandwidth langsung melalui satelit ke luar negeri. 4) http://yulian.firdaus.or.id/2005/07/15/iix/

Apakah kita sebagai perawat, kita mesti "gaptek" (gagap tehnologi) atau malah tertantang untuk menjelajahi tehnologi ?

Hampir sepertiga orang dewasa di Uni Eropa tidak paham dasar-dasar menggunakan komputer atau bisa dibilang gagap teknologi ("gaptek") komputer. Misalnya saja, mereka masih bingung ketika menggunakan mouse untuk membuka aplikasi komputer atau menggunakan internet.5) Dengan kata lain bahwa apabila saat ini kita sebagai perawat belum memahami tentang aplikasi internet dalam tehnologi informatika kesehatan adalah hal wajar. Hanya saja, kuncinya tinggal kita mau belajar untuk mengenal internet lebih jauh agar perkembangan telenursing di Indonesia dapat segera berkembang seiring perkembangan sistem informatika kesehatan.5).http://www.detikinet.com/index.php/
Internet di Indonesia berawal pada awal tahun 1990-an, saat itu jaringan internet di Indonesia lebih dikenal sebagai paguyuban network, dimana semangat kerjasama, kekeluargaan & gotong royong sangat hangat dan terasa diantara para pelakunya. Agak berbeda dengan suasana Internet Indonesia pada perkembangannya yang terasa lebih komersial dan individual di sebagian aktifitasnya terutama yang melibatkan perdagangan Internet. Sejak 1988, ada pengguna awal Internet di Indonesia yang memanfaatkan CIX (Inggris) dan Compuserve (AS) untuk mengakses internet.
6)http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Internet_Indonesia#Awal_Internet_Indonesia

Saat ini perkembangan internet semakin gencar di Indonesia Data terakhir APJII menunjukkan jumlah pengguna internet di Indonesia secara keseluruhan berjumlah 20 juta orang sementara yang menjadi pelanggan adalah sejumlah enam juta orang. Sementara Nilai bisnis penyelenggara jasa internet (PJI) tahun ini diproyeksikan mencapai Rp. 200 miliar, belum termasuk operator telekomunikasi yang juga menjalankan bisnis jasa internet. Asosiasi Warnet Indonesia (AWARI) memperkirakan jumlah warnet di Indonesia akan tumbuh dari 1.800 unit pada akhir 2005 menjadi sekitar 2.500 unit pada akhir 2006. Jumlah warnet saat ini masih jauh di bawah target yang tahun lalu ditetapkan AWARI sebesar 2.400 unit. Menurut assosiasi tersebut, pendapatan rata-rata warnet sekitar Rp. 10 juta perbulan, sehingga nilai bisnis layanan akses internet milik perusahaan kecil ini diperkirakan mencapai Rp. 300 miliar dalam satu tahun.
7) http://www.apjii.or.id

Berdasarkan penelusuran dengan mesin pencari (search engine) Yahoo dan Google, setidaknya terdapat 29 situs web berbahasa Indonesia yang menyediakan ruang konsultasi kesehatan. Situs dibangun oleh beragam kalangan, seperti rumah sakit, perusahaan farmasi, organisasi profesi kedokteran, organisasi kemasyarakatan, LSM, partai politik, bahkan perorangan. Dibandingkan dengan media lain, seperti media cetak, televisi atau radio, pengguna internet sebenarnya lebih diuntungkan. Di jagat maya, hampir seluruh spesialisasi kedokteran bisa ditemukan ruang konsultasinya. Mungkin bisa menandingi rumah sakit pusat, mulai dari kedokteran umum, seksologi, urologi, kedokteran anak, mata, gigi, sampai bedah tulang.

Tengok saja dua situs "besar" Indonesia, detikHealth-Detik.com dan Kompas Cyber Media (KCM), yang seakan bisa mengatasi semua masalah kesehatan Anda. Setidaknya, bila digabungkan, keduanya mengaku siap melayani 28 jenis keluhan dengan melibatkan tak kurang dari 35 dokter-8. Tentang website keperawatan sendiri masih merupakan sebuah tantangan, untuk paling tidak meningkatkan minat perawat dalam mengembangkan sistem informatika kesehatan.

Dilain pihak, semenjak diterapkannya kebijakan desentralisasi kesehatan, berbagai kalangan menilai bahwa Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Indonesia semakin lemah (kalau tidak bisa dikatakan kolaps). Departemen kesehatan selalu mengeluh bahwa input data dari propinsi, apalagi kabupaten, sangat berkurang. Di sisi yang lain, beberapa daerah mengatakan bahwa penerapan sistem informasi kesehatan semenjak era desentralisasi memberi dampak yang lebih baik baik. Hal ini ditunjukkan dengan semakin tingginya motivasi dinas kesehatan untuk mengembangkan SIK, semakin banyak puskesmas yang memiliki komputer, tersedianya jaringan LAN di dinas kesehatan maupun investasi teknologi informasi lainnya. 9) blog fuad anis

Bagaimana perkembangan website dan blog keperawatan ?

Situs website interaktif tentang keperawatan masih sangat sedikit sekali di Indonesia. Itupun portal situs terbesar tersumbang oleh website PPNI di www.inna-ppni.or.id (statistik pengunjung per tanggal 27/8/09 visitor sebanyak 108.943 page views dan cenderung meningkat di bulan Mei, Juni, Juli dan Agustus 2006 ) sejak September 2005. Dengan register user/daftar anggota 233 orang. Sedangkan website keperawatan di luar negeri sebagai contoh bandingkan saja dengan website http://pna-ph.org milik Philipines Nursing Association, maka tampilan dan hits dari website sebenarnya PPNI tidak kalah menarik. Namun sisi maksimal penggunaan iklan dan access dari PNA lebih detail digarap.

Namun jangan berkecil hati, bahwa cikal bakal website keperawatan di Indonesia mungkin akan semakin berkembang justru melalui nursing blog/blog keperawatan. Trend perkembangan wesbite keperawatan melalui blog/weblog ini lebih banyak dimulai melalui banyaknya perawat indonesia yang bekerja di luar negeri saat ini, yang rajin online internet ("dan kebetulan sebagian besar baru bisa internet setelah di luar negeri"). Hal ini berbeda kontras sekali dengan blog kedokteran/blog yang dibuat oleh dokter indonesia, yang semua berasal dari dokter yang tinggal di Indonesia.

Sebagai contoh blog keperawatan Indonesia dari berbagai negara :
1. Kuwait :
http://www.siswanto.co.nr (dengan 9 blog link keperawatan)
www.bangwiseno.blogspot.com
www.abuhukma.blogspot.com (dengan 2 blog link keperawatan)
www.hadi-creativity.blogspot.com (dengan 2 blog link keperawatan)
Diabetes nursing information
Mahfud corner room
Khomsah room
www.syaifulloh.blogspot.com
All about Hemodialisa
Nurse Health
My Freewebs.com
http://www.freewebs.com/fajarkemala
www.perawat.net portal latihan perawat (maaf salah denk: ralat ,,, buatan perawat saudi )
2. Belanda : http://www.agusw.com - Dian Syahroni room
3. Arab Saudi : alumni akper sumedang di Saudi
4. Australia : http://anamku.piczo.com
5. Amerika Serikat : Indonesiannurse room
6. Inggris : www.angel fire.com/R.Priharjo
7. Indonesia : Artikel Bondan Palestin

Sebagai komparasi beberapa blog dokter/tenaga kesehatan Indonesia (kebetulan semua rata-rata bermukim di Indonesia) , seperti :
www.eriktapan.blogspot.com (dokter interest Informatika Kesehatan)
http://danartsign.blogspot.com (dokter interest Informatika Kesehatan)
http://as3pram.blogspot.com (PTT dokter)
http://retnoningrum.blogspot.com (microbiologist)
Dokter bedah room (Bedah)
Dokter Biotek Room (dokter biotek, Bisnis Kesehatan)
http://arifindj.blogspot.com
dokter seksologi konsultasi room
dr.edwin juanda(dermatologist)
Dosen IKM UGM – interest in Informatika Kesehatan-info
MKM – di London

Dan semua blog tersebut diperoleh dengan "gratisan". Namun ada 2 analisa menarik; pertama bahwa blog keperawatan rata-rata ditulis oleh perawat yang kebetulan bermukim di luar negeri; dan yang kedua dibuat/ditulis oleh perawat yang sebagian besar staf keperawatan – maksudnya bukan ahli di bidang keperawatan tertentu atau berlatar belakang pendidikan Master in Nursing (hanya dua menurut saya Robert Prihardjo dan Bondan Palestin). Sedangkan blog yang dibuat dokter Indonesia rata-rata tinggal di Indonesia sehingga bisa 'dalam dunia real' serta memang ahli di bidangnya, dan rata-rata berlatar belakang spesialis/master.
("Mohon maaf kalau analisa pribadi saya salah")

Mengenal Apa Itu Blog ???

Ada 2 nama besar di Indonesia yang memperkenalkan blog kepada komunitas blogger di Indonesia (Yang mungkin asing buat kita sebagai perawat, tapi tidak untuk para nursing blogger) :
1. Enda Nasution, seorang mahasiswa IT dan manajemen advertise lulusan Thailland (26 September 2001, posted pertamanya), yang pertama mengenalkan/mempopulerkan blog di Indonesia http://enda.goblogmedia.com
2. Priyadi Iman Nurcahyo, seorang IT di depok (September 2004, posted pertamanya) www.priyadi.net

Berikut ini penjelasan singkat tentang Blog :
1. http://enda.goblogmedia.com/ Blog adalah kependekan dari Weblog, istilah yang pertama kali digunakan oleh Jorn Barger pada bulan Desember 1997. Jorn Barger menggunakan istilah Weblog untuk menyebut "kelompok website pribadi yang selalu diupdate secara kontinyu dan berisi link-link ke website lain yang mereka anggap menarik disertai dengan komentar-komentar mereka sendiri".

Blog kemudian berkembang mencari bentuk sesuai dengan kemauan para pembuatnya atau para Blogger. Blog yang pada mulanya merupakan “catatan perjalanan” seseorang di Internet, yaitu link ke website yang dikunjungi dan dianggap menarik, kemudian menjadi jauh lebih menarik daripada sebuah daftar link. Hal ini disebabkan karena para Blogger biasanya juga tidak lupa menyematkan komentar-komentar “cerdas” mereka, pendapat-pendapat pribadi dan bahkan mengekspresikan sarkasme mereka pada link yang mereka buat. 10)

2. http://id.wikipedia.org/wiki/Blog Sebuah Weblog, Web log atau singkatnya Blog, adalah "sebuah aplikasi web yang memuat secara periodik tulisan-tulisan (posting) pada sebuah webpage umum". Posting-posting tersebut seringkali dimuat dalam urutan posting secara terbalik, meskipun tidak selamanya demikian. Situs web semacam itu biasanya dapat diakses oleh semua pengguna internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut. Media Blog pertama kali di populerkan oleh Blogger.com, yang dimiliki oleh PyraLab sebelum akhirnya PyraLab diakuisi oleh Google.Com pada akhir tahun 2002 yang lalu. Semenjak itu, banyak terdapat aplikasi-aplikasi yang bersifat Open Source yang di peruntukan kepada perkembangan para Blogger tersebut.

Blog mempunyai fungsi yang sangat beragam, dari sebuah catatan harian sampai dengan media publikasi dalam sebuah kampanye politik, program-program media dan korporasi. Sebagian blog dipelihara oleh seorang penulis tunggal, sementara sebagian lainnya oleh beberapa penulis. Banyak juga weblog yang memiliki fasilitas interaksi dengan para pengunjungnya, yang dapat memperkenankan para pengunjungnya untuk meninggalkan komentar atas isi dari tulisan yang dipublikasikan, namun demikian ada juga yang yang sebaliknya atau yang bersifat non-interaktif. Situs-situs web yang saling berkaitan berkat weblog, atau secara total merupakan kumpulan weblog sering disebut sebagai blogosphere. Karena semakin banyaknya pengguna fasilitas blog dan seringnya para pengguna blog yang sering berkunjung ke blog lain, maka lazim dibentuk sebuah organisasi atau komunitas kumpulan blogger. 11) http://id.wikipedia.org/wiki/Blog

Hampir semua perangkat lunak dan layanan blog saat ini memiliki fasilitas ping. Jika pemilik blog membuat tulisan baru, perangkat lunak blog akan secara otomatis memberi tahu berbagai macam layanan di Internet bahwa ada tulisan baru di blog tersebut. Akibat dari mekanisme ini, mesin-mesin pencari khusus blog seperti Technorati sudah dapat memuat tulisan tersebut hanya beberapa menit setelah tulisan dimuat
12)http://priyadi.net/archives/2006/08/09/mengamati-blog-dan-topik-tertentu/#more-676

Banyaknya peminat membuat blog hampir tiap hari ada anggota baru bermunculan yang mana isi blognyapun bervariasi, dari mulai seputar hobby, sekedar catatan harian (diary Book) sampai tingkat professional. Membanjirnya pengemar blog ini dikarenakan bahwa blog sangat cocok bagi orang-orang yang ingin berkreatifitas dengan ide-idenya, baik sekedar menyimpan catatan pribadi, tukar pengalaman, atau bahkan ingin menyampaikan sesuatu lewat tulisan-tulisannya, atau bahkan digunakan sebagai wahana advertising (memasang iklan). 13) http://www.hadi-creativity.blogspot.com/

Setiap blogger bebas mengisi blognya dengan apa saja. Ya, benar. Ini memang rumus paling dasar dalam aktivitas blogging. Namun materi apapun yang dimasukkan pada sebuah blog, hampir dapat dipastikan bahwa formatnya sama: TULISAN*). Karena itulah, setiap blogger - siapapun dia - sejatinya adalah seorang penulis. Minimal, dia hobi menulis. Karena itulah, seorang manusia yang telah memutuskan untuk menjadi penulis secara serius, seharusnya menjadi orang yang paling rajin nge-blog (tapi ini tentu tidak berlaku bagi penulis yang belum mengenal internet, atau punya berbagai kendala sehingga tak ada kesempatan untuk bergaul dengan dunia maya).
14 ) www.jonru.web.id

Bagaimana Cara Membuat Blog ?

1. Mesti membuat tulisan (bisa diary, cerita, artikel ilmiah bahkan jurnal sekalipun). Hanya saja akan lebih baik apabila kita mengkaitkannya dengan keperawatan agar telenursing dapat berkembang.
2. Mesti rajin "ol" (online) entah dari kantor, rumah atau warnet.
3. Mesti sedikit bisa mempelajari html (hypertext markup language) bahasa dasar website/blog, bisa dipelajari dasar-dasarnya dengan gratis di contohnya :
www.tutorial.or.id
rahim info html
enda nasution info html
4. Setelah blog jadi dan lengkap , ada baiknya kita masuk ke komunitas blog.

Bagaimana Langkah-langkah Membuat Blog ?

1. Siapkan posting/tulisan anda : bisa memulai dengan MS Word
2. Masuk ke www.blogger.com ; www.multiplay.com ; simpan data di tripod.com ; www.freewebs.com - Blogit juga bisa atau yang senang lebih ilmiah bisa menulis di jurnal dalam www.livejournal.com
3. Isi kan secara lengkap account yang diminta (gratisan semua)
4. Sebagai contoh di blogger.com maka ada 3 langkah :
a. Create Account (buat account)
b. Name Your Blog (nama blog)
c. Choose a template (pilih tampilan)
Diikuti saja satu-satu sebagai hasilnya setelah dipublish maka akan menjadi tampilan awal blog.
5. Kemudian masukkan tulisan melalui posting

Untuk lebih jelasnya lihat Enda Tutorial

Lantas Apa hubungan blog keperawatan dengan telenursing ?

Nursing Studio Mental health nurse
Nicu Nurse blog Telemed.org

Ini adalah beberapa contoh blog nursing di luar negeri yang mungkin saja dapat berkembang seperti website nursing yang lebih interaktif untuk penggunaan aplikasi telenursing. Keterbatasan blog sendiri lebih dikarenakan kapasitas memory dan program yang ada.

Saat ini setelah 15 tahun internet pertama diperkenalkan di Indonesia, perkembangan website dan blog begitu pesat, termasuk dalam bidang kesehatan. Bukan tidak mungkin dalam 5 – 10 tahun mendatang telenursing di Indonesia akan semakin berkembang pula, dengan banyaknya website di bidang keperawatan baik dalam bidang pendidikan keperawatan online, pelayanan asuhan keperawatan online, riset keperawatan online dan bahkan mungkin televisi atau radio khusus di bidang keperawatan online, semoga ....

Mungkin saja saat itu seorang dosen akan mengajar dengan "silahkan lihat website....." (minggu depan ujian- soal online mohon cheked lewat email anda masing-masing). Atau seorang perawat homecare hanya melihat lewat upload video online saat pasiennya sedang mengganti balutan di rumahnya sendiri. Atau bahkan mungkin saja ada RS cybernet, dan sebagainya dan sebagainya.

Dan semua itu dimulai dan diawali dengan blog – tampilan sederhana sebuah website interaktif.

Oleh : Nur Martono
Staf nurse Al Amiri Hospital Kuwait
nb : Dan mohon maaf kalau ada pencantuman nama/blog tanpa seijin pemiliknya, lebih karena bertujuan informasi semata.


Daftar Pustaka (All from Internet - is better and i respect to all writer bellow)

1)http://eriktapan.blogspot.com/2005/09/banyak-akal-untuk-mengakses-teknologi.html
2) http://www.detik.com/indexberita/indexfr.php
3) http://www.apjii.or.id/news/index.php
4) http://yulian.firdaus.or.id/2005/07/15/iix/
5).http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2006/
6)http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Internet_Indonesia#Awal_Internet_Indonesia
7) http://www.apjii.or.id/news/index.php?ID=2002052301505〈=ind
8) http://www.kompas.co.id/kesehatan/news/0311/28/143931.htm Tiada dokter situs pun jadi
9)http://fuadanis.blogspot.com/2005/09/sistem-informasi-dan-sumber-intelijen.html
10) http://enda.goblogmedia.com/
11) http://id.wikipedia.org/wiki/Blog
12)http://priyadi.net/archives/2006/08/09/mengamati-blog-dan-topik-tertentu/#more-676
13) http://www.hadi-creativity.blogspot.com/
14) http://www.jonru.web.id