Monday, October 29, 2007

Uni Eropa Akan Memberlakukan Blue Card Untuk Perawat




Uni Eropa Akan Memberlakukan “Blue Card” Untuk Perawat


BLUE CARD V GREEN CARD

Blue Card

Does not give permanent residency

Valid up to two years, renewable

Allows holders and families to live, work and travel in EU

Applicant must have one-year EU job contract with salary of three times minimum wage

Permanent residency automatic after five years

Green Card

Gives holder permanent residency

Valid for 10 years, renewable

Allows holder to live, work and travel in the US

Five channels to seek a card: employment, family links, a lottery, investment, or resident since before 1972

Holders can become US citizens after five year

27 negara yang tergabung dalam Uni Eropa sedang merancang keluarnya kebijakan baru untuk menarik minat masuknya tenaga migran professional seperti perawat, dokter, insinyur dan IT. Saat ini mereka sedang menggodok ratifikasi kebijakan “blue card (seperti “green card”) yang berlaku di Amerika Serikat. Sehingga nantinya tenaga migran professional tersebut, berhak mendapatkan permanen residen untuk bekerja di negara-negara Uni Eropa.

Kebijakan ini ditempuh guna mengurangi stigma bahwa Uni Eropa tidak ramah terhadap tenaga migran asing professional, dan mengurangi terjadinya brain drain di Eropa. Dengan rencana ini diharapkan dalam 2 dekade mendatang , 20 juta tenaga migran professional termasuk perawat dari Asia, Afrika dan Amerika Latin akan masuk bekerja di sana.

Sementara sebuah riset dari Universitas Stanford memperkirakan hampir ½ pekerja di Silicon Valley, AS adalah tenaga migran asing. Yang menandakan banyaknya tenaga IT, sebagai contoh yang bekerja di Amerika Serikat saat ini. Sementara hanya 0.9% tenaga kerja migran professional di Uni Eropa, bandingkan dengan jumlah di Australia mencapai 9,9%, Kanada 7,3% dan Amerika Serikat 3,9% dari total tenaga kerja.

Blue card ini penting untuk tetap mempertahankan kompetitif tehnologi kesehatan dan industri informatika di Eropa, yang tertinggal dengan perkembangan di AS bahkan Asia seperti Cina dan India. Kebijakan ini diharapkan mengurangi banyaknya tenaga migran Afrika dan Asia yang informal (non skill) yang mencapai angka 85% di negara Uni Eropa saat ini.

Tentu saja menjadi pertanyaan kenapa juga ???

  1. Kebijakan tentang tenaga kerja migran di Eropa selama ini belum seragam dan tidak jelas di setiap negara
  2. Salary yang belum kompetitif disana
  3. Dan belum tercipta permanen residen (seperti green card)
  4. Iklim perkembangan industri IT dan kesehatan yang tidak semaju AS
Hal ini tentu menggembirakan untuk tenaga perawat, dokter dan IT Indonesia baik yang telah dan sedang bermukim dan bekerja di negara Uni Eropa, atau pun merancang bekerja di luar negeri. Sehingga saat ybs telah memiliki Blue Card akan dapat bekerja berpindah di setiap negara yang tergabung dalam EU tsb lebih mudah.

Paling tidak saat ini akan ada peluang untuk perawat Indonesia bekerja di Uni Eropa, sehingga hayalan untuk semakin banyak “menarik keluar” perawat kita untuk berkompetitif semakin besar. Bagaikan sebuah jantung apabila tidak ada sirkulasi pertukaran aliran darah, pasti akan terganggu sistemnya dan menghambat perkembangan keperawatan di Indonesia, semoga …











Monday, October 22, 2007

MELIHAT PEMBEDAHAN SECARA LIVE




Melihat Pembedahan(Operasi Bedah) Secara Live

Kalau kita kebetulan berprofesi sebagai tenaga kesehatan, mungkin kesempatan melihat dan belajar terlibat dalam pembedahan (operasi bedah) dapat diperoleh secara langsung. Namun itupun seandainya kita bekerja di ruang bedah (OT – Operation theatre), atau di gawat darurat.

Sekiranya kita ingin melihat secara langsung hal tersebut, sekarang ini terdapat beberapa website yang memberikan gambaran secara utuh, bahkan hingga terdapat jadual operasinya. Tentu saja hal ini membantu kalangan medis maupun awam untuk dapat melihat secara langsung proses pembedahan.

Meskipun masih menggunakan pengantar berbahasa inggris dan kita mesti mendownload windows media player, tapi sekilas betapa pelayanan kesehatan di Negara Eropa dan AS membuka lebar untuk akses online dalam pelayanan kepada pasien.

Situs layanan seperti www.or-live.com salah satunya membantu kita untuk melihat operasi pembedahan dari bedah major maupun minor. Meskipun dengan pengantar berbahasa inggris, namun penjelasan yang diberikan banyak bermanfaat.

Semoga hal ini memberikan pencerahan kepada banyak tenaga kesehatan di Indonesia untuk semakin menghargai keterbukaan informasi kepada pasiennya. Sebagai bagian dari pembelajaran etika dan ilmu kesehatan di Indonesia.