Monday, October 06, 2008

IHSG Turun parah 10%

IHSG Turun Parah 10%

Jakarta - Pasar saham dalam negeri benar-benar mengalami pukulan hebat dengan rontoknya hampir semua saham-saham di Bursa Efek Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga mencatat penurunan paling parah se-Asia.

Pada penutupan perdagangan saham sesi Senin (6/10/2008), IHSG ambles hingga 183,768 poin atau 10,03% ke level 1.648,739.

Indeks LQ-45 anjlok 42,170 poin (11,42%) menjadi 326,970 dan Jakarta Islamic Index (JII) turun 37,058 poin (12,94%) menjadi 249,333.

Penurunan IHSG ini merupakan yang terburuk di bursa Asia. Bursa kawasan pada Senin ini rata-rata hanya turun 4-5% seperti Hang Seng turun 4,97%, Seoul turun 4,29%, Nikkei turun 4,25%, Shanghai turun 5,23%, STI Singapura turun 5,26%, Taiwan turun 4,12%. 

Yang hampir menyerupai kemerosotan IHSG adalah bursa saham Rusia yang turun hingga 11,55%, dan Arab Saudi turun 9,7%.

IHSG mengalami penurunan tajam karena imbas dari krisis AS yang baru terefleksi hari ini karena pekan lalu BEI libur. Selain itu juga karena sentimen negatif pelemahan rupiah yang tidak terbendung ke level 9.575 per dolar AS dan naiknya angka inflasi September menjadi 0,97% dibanding Agustus 0,51%.

Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) Fuad Rahmany mengatakan penurunan IHSG yang lebih dari 5% ini karena pasar merefleksikan penurunan yang harusnya terjadi pada saat libur lebaran.

"Karena kita kan selama hampir seminggu nggak ada trading. Jadi biasa lah market akan mendiskon awal sesi pertama ini. Tapi mereka melakukan adjusment karena market itu kan sangat rasional. Ini karena kita sudah lima hari, yang lain kan sudah turun-turun," jelasnya.

Perdagangan saham hari ini mencatat transaksi sebanyak 65.212 kali, dengan volume 4,578 miliar unit saham, senilai Rp 4,588 triliun. Sebanyak 10 saham naik, 209 saham turun dan 9 saham stagnan. 

Saham-saham yang anjlok harganya antara lain, Bumi Resources (BUMI) turun Rp 1.025 menjadi Rp 2.175, Bank Mandiri (BMRI) turun Rp 150 menjadi Rp 2.500, Aneka Tambang (ANTM) turun Rp 400 menjadi Rp 1.060, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turun Rp 450 menjadi Rp 4.950, Timah (TINS) turun Rp 520 menjadi Rp 1.140, Telkom (TLKM) turun Rp 50 menjadi Rp 7.100.

Sedangkan saham yang naik harganya antara lain Bank Internasional Indonesia (BNII) naik Rp 125 menjadi Rp 435. 

"Kelihatannya penurunan IHSG masih digerakkan isu seputar bailout," ujar analis PT Sarijaya Securities, Trisin Ismail saat dihubungi detikFinance, Senin (6/10/2008).

Menurut Trisin, pasar kurang merespons disetujuinya rencana bailout US$ 700 miliar lantaran banyak pelaku pasar menilai bahwa kucuran dana tersebut bukan suatu solusi jangka panjang terhadap krisis finansial belakangan ini.

Pendapat Trisin sekaligus menyanggah isu yang mengatakan bahwa pelaku pasar masih menunggu kucuran dana US$ 700 miliar tersebut benar-benar terlaksana baru kondisi pasar modal akan kembali normal.

"Kalau kita lihat sebenarnya dengan ditandatanganinya bailout, itu sudah merupakan kepastian bahwa dana tersebut pasti akan dikucurkan. Jadi seharusnya memberikan sentimen positif ke pasar. Artinya pelaku pasar melihat pada isu lain untuk masuk ke pasar," jelas Trisin.

Trisin mengungkapkan, pelaku pasar menilai kucuran US$ 700 miliar tersebut hanya akan memberikan solusi bagi bankir-bankir AS saja, bukan solusi bagi masalah kredit yang nyata di masyarakat.

"Sepertinya untuk di Indonesia, pelaku pasar masih menunggu pengumuman inflasi untuk masuk ke pasar, serta kebijakan pemerintah ke depan mengenai ekonomi makro dan sektor riil," jelas Trisin.

Berikut analisis eTrading Securities:

Setelah seminggu libur lebaran, indeks hari ini ditutup terjun -10% (penurunan terbesar dalam sejarah) ke level 1.648,739 (terendah sejak 2007). Bursa Indonesia mengalami penurunan terbesar dalam indeks regional, rata-rata indeks regional melemah 4-5%. 

Anjloknya IHSG ini disebabkan imbas kredit perumahan di US yang dikhawatirkan akan memperlambat pertumbuhan ekonomi global (walaupun Bush telah menandatangani proposal bail out sebesar $700 milliar) dan nilai rupiah yang terus terdepresiasi terhadap dolar bahkan sempat menembus level $9500. Sejak pembukaan (terdapat gap yang cukup dalam) hingga penutupan indeks selalu berada di area negatif. 

Walaupun indeks anjlok sampai 10% pada sesi kedua, namun trading tetap diteruskan. Pada perdagangan hari ini, semua sektor ditutup melemah, penurunan terbesar dialami mining (-22,25%)dan agri (-19,41%). Hanya 10 saham yang tercatat menguat hari ini. 

BUMI sebagai salah satu saham yang paling likuid ditutup melemah 32,03% (auto rejection) ke level Rp2.175 (terndah tahun ini). BNII merupakan best performed stock hari ini (+40,32%) ke Rp435 setelah Maybank akhirnya menyelesaikan aksi akuisisinya atas BNII di harga Rp433.









No comments: