Investasi…Investasi dan Investasi
Untuk Teman-teman Perawat di Kuwait
Lama juga rasanya tidak pernah update blog lebih karena sedang berpikir yang lain dari profesi. Bukan berarti menanggalkan profesi yang membawa saya, dan teman perawat yang saat ini kebetulan sedang bekerja di Kuwait. Bukan berarti juga hang out untuk tidak membagi cerita dan informasi tentang khususnya keperawatan.
Semakin saya mendalaminya, justru saya semakin sadar bahwa perawat dapat menjadi jembatan “kesejahteraan” selagi kita belajar dan terus belajar. Belajar bisa didapatkan dalam pendidikan formal (PT) atau bahkan informal, dari melihat keseharian bahkan.
Di Kuwait saya bisa melihat budaya, etos kerja dan sikap warganegara lain, bukan hanya orang Arab tentunya, tapi juga perawat India dan Philipina khususnya. Karena mereka adalah rekan kerja secara umum perawat Indonesia disini, dan komunitasnya lebih banyak ketimbang WNI.
Bukan apa-apa,,,, setelah saya melihat dan tukar cerita dengan perawat negara lain, ternyata perawat Indonesia lebih maju dalam pola pikir/ mindset dalam melihat kesejahteraan perawat (fundamental ekonomi). Betapa saya melihat banyak perawat negara lain yang bekerja disini (Kuwait, red..) ternyata hanya rutinitas, bahkan banyak yang tidak memiliki finansial objektif. Mereka ada yang bekerja di ruangan , lebih dari 8 tahun dan bahkan ada yang dari saya lahir, ternyata belum memahami arti pentingnya finansial objektif.
“Bukan seberapa cepat kita berlari, tapi seberapa lama dan kuat kita berlari”, ada pepatah Cina menyatakan demikian. Percuma saja lari ngebut setelah itu ngos2an dan mati mendadak,,,,bahkan tercebur jurang karena tidak melihat jurang menganga didepannya lebar, saking semangatnya lari ngebut.
Kita sebagai perawat bekerja di LN secara normal dalam finansial boleh dibilang “ngebut”, tapi hati-hati kadang justru menjebak kita. Banyak rekan perawat India membuktikannya, mereka ada yang sadar setelah inflasi harga-harga di Kuwait yang mulai tinggi, dan mulai tergerus nilai Kuwait Dinar (KD) yang diperolehnya karena mata uang mereka terhadap KD terus menguat.
Kalau tidak percaya, hitung saja bahwa sewa flat sekarang mencapai 100 – 200 KD, makan rata-rata 30 KD perorang, mungkin biaya komunikasi, transportasi, sekolah juga ikut2an naik. Hanya BBM saja yang tidak naik, tapi masalahnya semua komoditi di Kuwait serba import, beras, susu, telur, air aqua semua import… yah harganya pasti akan naik terus.
Tapi Apakah Investasi Kita lantas NAIK ????? Bukan pengeluaran dan liabilitas yang NAIK ??? Hanya kita sendiri yang bisa menjawabnya, dan saya enggan usil mengusik2nya.
Great bahwa Kuwait bebas Pajak…..artinya income kita bersih tidak diambil negara. Wah masa iya,,,,saya yang kadang berpikir apa betul bebas pajak ???
Untuk saya, dan beberapa teman yang tinggal di hostel sendirian (tidak harus bayar flat) mungkin sementara iya, tapi kalau yang berkeluarga disini lebih rumit lagi. Secara tidak sadar, uang kita tergerus dikeruk sewa flat lah, transportasi selain bus jemputan, makan, telepon, dsbnya. Padahal kalau dihitung2 lumayan juga loh banyaknya.
Katakanlah ada 200 KK (Kepala keluarga ) saja, katakanlah 100 KD rata-rata maka sebulan uang kita yang dikembalikan (pajak semu) ke Kuwaity ada 20.000 KD = 700 juta IDR.Belum dengan yang lain2nya, mungkin bisa mencapai 2 M perbulan sama dengan PAD Indramayu per tahun dari TKInya…….luar biasa.
SOLUSInya apa dong???
Saya yakin banyak juga teman-teman saya yang mulai berstrategi mengurangi “pajak semu” tadi.
“Jangan pernah menaruh telur dalam keranjang yang sama”, kalau pecah satu nanti pecah semua.
Mudahnya ada beberapa investasi yang bisa kita lakukan dan segera mulai saat ini :
- Properti
Alihkan uang sewa flat untuk cicil KPR di Indonesia –ambil saja yang 5 tahun. Sehingga “pajak semu” dialihkan menjadi rumah, tanah, sawah atau perkebunan di Indonesia yang naik harganya rata-rata 20% pertahun, mungkin kena bunga KPR 10 – 14% pertahun. Masih untung 6% bagus sekali. Bahkan ada yang berani ekstrem bahwa flat terlalu mencekik disini, kita kerja 3 tahun hilang satu rumah.
Ada benarnya juga karena sewa apartemen bagus di Indonesia 1 – 2 juta sebulan, kalau rumah petak masih di bawah 500 rb, sementara disini 100 – 200 KD (3,5 – 7 juta/bulan). Bahkan ada teman yang brilian punya target tiap cuti beli satu properti pokoknya.
Lebih bagus lagi properti yang produktif, misalnya perkebunan karet, kopi, sawit, sawah, empang atau tambak, kontrakan dsb.
- Deposito dan Tabungan (rupiah atau valas)
Biaya transportasi, makan diluar dan telepon serta hiburan di tabungkan di Indonesia, samakan dengan target 5 tahunan tadi. Katakanlah tadinya 30 – 50 KD perorang maka,disiasati kurangi porsinya sehingga ada dana pasti yang masuk ke deposito atau tabungan di Indonesia. Katakan samakan dengan porsi flat 100 KD, tidak terasa 5 tahun menjadi 6000 KD,,,, dapat bunganya 8% dengan selisih kurs juga setiap pengiriman IDR yang berbeda-beda.
- Surat berharga (Saham, Reksadana, Obligasi dsb)
Saham dan Reksadana bisa menjadi alternative untuk laverage (dongkrak) asset kita. Kenaikan Saham IHSG tahun lalu , Mei 2007 – Mei 2008 Cuma naik dari 2.055 point menjadi 2378 point, tetapi kinerja beberapa emiten sangat kinclong.
Bahkan seperti saham :
30 Mei 2007(Rp/lembar) 9 Mei 2008(Rp/lembar)
BUMI 1700 menjadi 7.300
BISI 550 menjadi 4.950
MIRA 76 menjadi 1.580
Kalau ngak percaya lihat di yahoo finance, dan hitung sendiri berapa uang anda sekarang, kalau taruh 10 juta IDR saja di masing2 emiten saham tsb tahun lalu.
Sedangkan kinerja Reksadana ada yang naik mencapai 30% per Unit Penyertaan pertahun . Kalau Obligasi menjanjikan 10% keuntungan pertahunnya.
Sisihkan 50 KD perbulan untuk beli Saham dan RD
- Emas
Saat saya pertama datang ke Kuwait di akhir 2003, di Toko Emas di Hawally harga emas per gram 4 KD, sekarang 2008 mencapai 8,5 KD. Naik rata-rata 20% pertahun. Samakan saja invest 50 KD per bulan
- Asuransi Pendidikan, Jiwa atau Kesehatan, yah sisihkan 30 KD per bulan
- Pendidikan (kalau yang mau sekolah lagi juga silahkan saja), sisihkan 80 – 100 KD per bulan
Yang lebih bagus lagi kalau bisa memulai bisnis di Kuwait atau di Indonesia.
Rekomendasi per bulan :
50 KD ---- Properti
50 KD ---- Deposito/Tabungan/Valas
50 KD ---- Saham/Reksadana
50 KD ----- Emas
30 KD ---- Asuransi
Yah semuanya terserah teman-teman, ingin di investasikan atau digunakan untuk kebutuhan hidup yang bersifat liabilitas, dan bukan aset. Soal uang memang pelik, tapi itu karena tidak diajarkannya financial education di Indonesia sejak dini. Kita hanya tahu mengenai pengelolaan finansial setelah bekerja dan lulus, itupun mesti mencari-cari dan berdasarkan pengalaman saja.
Lebih baik lagi sekarang berlari- besok jalan santai, dalam urusan investasi.