Monday, May 19, 2008

RI Diserbu Investor, Pamor Batubara Makin Kinclong


RI Diserbu Investor, Pamor Batubara Makin Kinclong
oleh : Firman Hidranto, www.web.bisnis.com



Harga minyak mentah dunia terus melambung. Pekan lalu, tepatnya Kamis, 15 Mei, harga 'emas hitam' itu sempat menyentuh US$127 per barel dalam perdagangan di pasar Asia dan kembali melemah ketika ditutup Jumat.

Namun, gejolak harga komoditas itu diperkirakan tidak akan berhenti. Beberapa analis dan lembaga internasional memprediksikan harga minyak mentah dunia bisa menembus di level mendekati US$150 per barel pada tahun depan.

Dalam laporannya akhir pekan lalu, Goldman Sach Group Inc memprediksikan harga komoditas itu akan tembus US$141 per barel pertengahan tahun ini. Tahun depan, naik lagi menjadi US$148 per barel.

Bahkan, International Energy Agency (IEA) berani menyebutkan level yang lebih menakutkan, yakni US$150-US$200 per barel dalam dua tahun ini.

Gejolak harga minyak mentah dunia itu telah mengakibatkan ekonomi negara di dunia menjadi panas dingin. Beberapa jurus kebijakan dikeluarkan mengatasi kondisi itu.

Negara yang lebih mapan secara ekonomi, seperti India dan China, lebih memilih melakukan strategi jangka panjang, berupa kebijakan pengamanan energi. Tujuannya sama: Mengeliminasi ketergantungan terhadap minyak.

Tidak heran akhir-akhir ini, banyak perusahaan asal India dan China sangat agresif mengejar sumber energi yang berada di berbagai belahan dunia.

Sebut saja National Thermal Power Corp, Power Trading Company (PTC), Reliance, Agrawal Coal asal India yang berlomba-lomba untuk mencari kuasa pertambangan batu bara di Indonesia. Hal yang sama juga dilakukan perusahaan dari China. "Setidaknya, ada 15 perusahaan asing yang kini mengincar tambang batu bara Indonesia," kata Ketua Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Jeffrey Mulyono.

Berdasarkan data World Coal Institute, hingga akhir 2006 konsumsi batu bara dunia telah mencapai 5,33 miliar ton. Jumlah tersebut meningkat 42% dibandingkan dengan kebutuhan dunia pada 2000. Sementara itu, konsumsi batu bara juga terus bertambah menjadi 5,37 miliar ton pada 2006.

Sama seperti India dan China, kebutuhan batu bara di dalam negeri juga akan melonjak. Dalam perhitungan APBI, pada 2010-ketika semua proyek PLTU sudah beroperasi-konsumsi batu bara domestik akan mencapai 90 juta ton. Artinya terjadi kenaikan sebesar 40 juta ton dibandingkan dengan kebutuhan saat ini.

Selama ini pemasok utama batu bara di Indonesia seperti Adaro Indonesia (produksi 36 juta ton), Berau Coal (12 juta ton), Kaltim Prima Coal (39 juta ton), Kideco Jaya Agung (20 juta ton), Arutmin Indonesia (15 juta ton) dan PTBA (8,5 juta ton).

Makin bergairah

Peningkatan konsumsi batu bara dunia tak ayal telah mendorong harga komoditas tambang ini terus menggeliat. Jika pada 2004, harganya baru di kisaran US$ 35-40 per ton, kini di Newcastle Thermal Coal-patokan harga batu bara internasional-banderolnya sudah mencapai US$ 125 -135 per ton.

Menurut Jeffrey, banyak konsumen batu bara di luar negeri yang sudah bersikap profesional. Artinya, selain menawarkan harga tinggi, mereka juga mempercepat proses pembayarannya. Ini berbeda dengan tipikal konsumen lokal.

Dalam beberapa waktu ke depan, harga batu bara dunia diprediksi akan bertahan di level atas. Alasannya jumlah supply dan demand diyakini tidak akan mengalami perubahan yang drastis.

Bahkan apabila harga minyak terus melambung, harga batu bara dunia dipastikan akan ikut terkerek, sebab kondisi itu akan mendorong permintaan pasar semakin melonjak. Di sisi lain, para produsen belum tentu mampu untuk memenuhi semua permintaan itu.

Dengan kondisi itu, amat wajar apabila kemudian banyak pengusaha lokal yang tergiur masuk ke bisnis tambang batu bara.

Dengan harga yang amat menggiurkan itu, tentu investasi yang telah ditanam akan kembali berlipat dengan tren harga yang seperti itu. Inilah yang kini terjadi di industri batu bara domestik.

comment :
Selain BUMI yang tetap volalitas, bursa akan diramaikan lagi dengan IPO nya Adaro Indonesia TBK dan Indika Energy TBK ,,,,,siapkan kas anda !!!!
IPO Adaro terbesar di Indonesia ,,,harga perlembar berapa ya ???


Investasi adalah seni, resiko tapi tanggung sendiri....
Maaf saya belum tertarik valas mas,,, sedang belajar terus dan belajar di stock market







No comments: