Tuesday, August 12, 2008

RI - Malaysia Jaga Harga CPO



RI, Malaysia kaji penentuan harga CPO

Indonesia dan Malaysia akan mengkaji skema penentuan harga minyak sawit mentah (CPO) untuk mencegah fluktuasi harga komoditi ekspor andalan dua negara tersebut.

“Kita sedang kaji lagi berapa level yang pantas untuk harga CPO dan dijaga supaya tidak berfluktuasi karena itu merugikan kita,” kata Menteri Pertanian Anton Apriantono, di sela kunjungan Menteri Perusahaan Perladangan dan Komoditas Malaysia ke Kebin Induk Jarak Pagar di Pakuwon, Sukabumi, Senin (4/8).

Menurut Anton, kedua belah pihak akan berkolaborasi untuk mengkaji rumusan harga yang pantas bagi produk ekspor unggulan Indonesia dan Malaysia itu.
“Kita akan bekerja sama untuk menentukan tingkat harga yang pas,”ujar Mentan.

Hal itu merupakan kelanjutan hasil kesepakatan sebelumnya dengan pemerintah Malaysia dalam menjaga kestabilan harga ekspor CPO beberapa waktu lalu.
Dalam kesepakatan itu, dua negara berkomitmen untuk meningkatkan konsumsi CPO untuk biodiesel maksimum enam juta ton per tahun jika harga ekspor mengalami penurunan.

“Ini dengan maksud untuk menjaga agar suplai tidak berlebihan di pasar sehingga harga tidak jatuh. Kita akan aktifkan pabrik biodiesel di Malaysia dan Indonesia sehingga tercipta keseimbangan supply (pasokan) dan demand (permintaan),” jelasnya.

Menteri Perusahaan Perladangan dan Komoditas Malaysia, Datuk Peter Chin Fah Kui menilai turunnya harga CPO di pasar dunia menjadi 871 dolar AS per ton sangat mengkhawatirkan.

“Harga CPO turun sampai 871 dolar AS per ton, it is a big fall (Ini penurunan yang besar). Bagaimana kita bisa menghentikan penurunannya agar tidak merugikan kita?,” ujarnya.

Pengalihan enam juta ton CPO untuk biodiesel, menurut dia, tidak akan mempengaruhi pasokan minyak goreng di dalam negeri masing-masing mengingat dua negara memproduksi sekitar 85 persen dari total CPO dunia. Produksi CPO Malaysia yang sekitar 16 juta ton per tahun sedangkan Indonesia sekitar 18juta ton per tahun. “Kalau kita gunakan berapapun kelebihan stok CPO yang ada pada kita untuk biodiesel, maka kita tidak perlu lagi impor BBM,”katanya.

Saat ini, Malaysia memiliki kapasitas produksi biodiesel sebesar 1,5 juta ton namun produksinya baru mencapai 100ribu ton per tahun karena permintaan CPO jauh lebih banyak.









No comments: