Thursday, February 12, 2009

Kuasai Satu-satu




Kuasai Satu-satu

Ada salah satu teman yang memang outlooknya long term  menjelaskan, kuasai satu-satu informasi fundamental per sektor. Misalnya energi,,,bagi -bagi lagi dari mulai minyak, gas, batubara, dan logam seperti emas, nikel, timah; dsb saran dia. Lihat emitennya dan kembali lakukan filter fundamental, untuk melihat long term.

Saya jadi mencoba mengingat nya dan mengkalkulasikan, karena saat ini untuk posisi long sebenarnya juga kita bisa mulai coba === terus terang saya lebih senang posisi long untuk sektor batubara dan sawit; meskipun harga saat ini cenderung turun, namun Indonesia adalah negara kesatu penghasil batubara dan kedua sawit, serta nomor satu di timah. Sehingga dapat menentukan harga komoditi dunia,,,,,,

Kalau kita mau long maka BUMI, ADRO, PTBA, BYAN, INDY, DEWA di batubara sangat bisa diandalkan. Sawit seperti AALI, LSIP, UNSP, SGRO, TBLA bisa di koleksi.

Dua sektor saja fundamentalnya dikombinasi TA dan anda kuasai, maka pasti kita berhasil trading dan investasi di saham,,, sekarang lah saat yang tepat untuk melikuidasi portofolio. 

Sekali lagi FA dapat dijadikan filter terakhir, The short squeeze ===

Top down approach

TA = broad indices Long/short term

Sector Analysis (long/short term)

Individual Stock (long/short)

Fundamental

Narrow list of trade possibility

========

Cadangan Batubara Indonesia Sebesar 12 Miliar Ton
 energiportal

Berdasarkan aplikasi sistem database yang dikembangkan oleh Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan NEDO, terjadi perubahan besarnya sumber daya batubara di Indonesia. Jika sebelumnya jumlah sumber daya batubara sebesar 26 miliar ton kini menjadi 65,4 miliar ton. Sedang cadangan terbukti  dari 2,6 miliar ton menjadi 12 miliar ton. 

“Saya menyambut gembira kerjasama ini dengan fokus pengelolaan data dan informasi batubara dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kita tentang potensi sumber daya batubara dan kualitasnya,’’ ujar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro saat memberikan sambutan pada acara Presentasi Hasil Kerjasama Studi Sumber daya dan Cadangan Batubara di Indonesia, Kamis (19/4), di Jakarta. 

Diungkapkan oleh Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, peran batubara akan semakin meningkat di waktu akan datang. Oleh sebab itu keberadaan data dan informasi yang lebih akurat serta dapat diakses dengan mudah oleh para pelaku usaha batubara sangat penting. Selanjutnya diharapkan akan menjadi daya tarik usaha dan investasi pertambangan usaha batubara. 

Produksi batubara Indonesia tahun 2006 sebesar 162 juta ton dan 120 juta ton diantaranya digunakan keperluan ekspor. “Dari jumlah batubara yang diekspor tersebut, 29 juta (26%) dikirim ke Jepang,’’ ujar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro. Peningkatan konsumsi juga terjadi di dalam negeri. Jika saat ini PT PLN membutuhkan 31 juta ton, diperkirakan tahun 2010 akan menjadi 113 juta ton. 

Pada kesempatan tersebut Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro menyampaikan masalah yang dihadapi saat ini dan ke depan dalam aspek pemanfaatan batubara adalah masalah lingkungan dan konflik penggunaan lahan. “Masalah yang berkenaan dengan penggunaan lahan pertambangan batubara perlu mendapatkan perhatian,’’ tegas Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro. 

Pertambahan penduduk dan tekanan untuk melindungi hutan dan sumber daya air membuat perluasan atau ekstensifikasi akan semakin sulit. “Dengan demikian perhatian untuk mengambangkan underground harus sudah dimulai dari sekarang,’’ papar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro. Diharapkan database ini bisa memberikan rangsangan bagi usaha pertambangan bawah tanah.

Indeks Harga Batu Bara Indonesia resmi diluncurkan hari ini dengan patokan batubara Indonesia kalori tinggi (6.500 Kcal) sebesar US$51,49/ton, kalori sedang (5.800 Kcal) US$42,87/ton dan kalori rendah (5.000 Kcal) US$32,09/ton. 

Pemerintah berencana menjadikan indeks itu sebagai dasar perhitungan Dana Hasil Produksi Batu Bara (DHPB) sebesar 13,5% sebagai sumber pendapatan negara. 

Indeks Harga Batu Bara Indonesia (Indonesian Coal Price Index/ICI) yang berubah setiap minggu tersebut disusun oleh PT Coalindo Energy dan Argus Media, lembaga pricing dari Inggris. 

Maydin Sipayung, direktur pelaksana PT. Coalindo Energy, menjelaskan ICI disusun oleh panelis ahli yang terdiri dari 21 orang. 

Sebanyak delapan orang merupakan produsen batu bara, delapan orang konsumen pembeli dan lima orang broker, ujarnya dalam peluncuran ICI yang dibuka oleh Dirjen Mineral Batubara dan Panas Bumi Departemen ESDM Simon Felix Sembiring di Jakarta hari ini. 

Dia menjelaskan dengan adanya ICI maka Indonesia memiliki patokan harga jual batu bara untuk pasar domestik maupun pasar internasional. 

Indonesia saat ini menjadi eksportir batu bara terbesar di dunia, menggeser posisi Australia, dengan angka ekspor mencapai 148 juta ton pada tahun lalu. 

Sementara Simon mengatakan Indonesia memiliki cadangan batu bara mencapai 61,3 miliar ton dimana sebanyak 6,7 miliar ton merupakan cadangan terbukti. 

Ekspor pada tahun ini akan meningkat tahun ini, sebanyak 60% ekspor kita untuk negara Asia Timur seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan Hong Kong, 10% untuk Asean dan 15% ke Eropa, katanya. 

Dia menegaskan dengan adanya ICI maka Indonesia mampu menjadi negara yang menentukan harga batu bara yang diproduksinya tanpa tergantung pada harga internasional seperti London Stock Exchange (LME), Barlow Jonker atau Platt.








No comments: