Saturday, January 03, 2009

Bursa Dunia di awal 2009 dengan Optimisme

Bursa Dunia Mengawali 2009 dengan Optimisme
detikFinance

London - Bursa-bursa dunia mengawali tahun 2009 dengan penguatan yang cukup signifikan, seolah-olah ingin menghapus kenangan buruk pelemahan tajam yang terjadi sepanjang 2008.

Sepanjang tahun 2008, tak satupun bursa yang mencatat penguatan. Namun pada Jumat (2/1/2009), sebagian bursa saham dunia sudah kembali bertransaksi. Bursa-bursa di Eropa dan Asia yang sudah kembali aktif ini langsung dibuka menguat tajam.

Di Hong Kong, indeks Hang Seng ditutup menguat hingga 4,6%. Sepanjang 2008, Hang Seng mencatat penurunan hingga 48,3%. Bursa Asia lain yang menguat adalah indeks KOSPI di Seoul yang menguat 2,93%, Singapura naik 2,17%, Kuala Lumpur naik 2%, Mumbai naik 0,55%. Hanya bursa Sydney yang mencatat penurunan tipis 0,2%.

Sementara Bursa Efek Indonesia dan Bursa Tokyo masih libur dan baru akan dibuka pada Senin, 5 Januari 2009.

Bursa-bursa utama Eropa pun dibuka menguat, indeks FTSE 100 naik 0,98%, DAX Frankfurt naik 1,51% dan CAC 40 Paris naik 1,30%. Ketiga bursa utama Eropa ini turun antara 31-43% di tahun 2008.

"Pikiran sekarang adalah bahwa gejolak di tahun 2008 kemungkinan sudah berada di belakang kita dan tahun 2009 meski tidak bisa menjadi luar biasa, namun harus dimulai dengan gebrakan," ujar pialang CMC, Jimmy Yates seperti dikutip dari AFP.

Indeks Dow Jones di hari terakhir 2008, Rabu (31/12/2008) ditutup menguat 108 poin (1,25%) ke level 8,776,39. Indeks Standard & Poor's 500 naik 12,61 poin (1,42%) ke level 903,25 dan Nasdaq menguat 26,33 poin (1,70%) ke level 1.577,03. Wall Street menutup tahun 2008 pada posisi yang terburuk sejak era Great Depression.

Dendra Lamber, analis dari Hilliard Lyons mengatakan, rally selama 2 hari sebelum penutupan tahun adalah tanda yang positif.

"Setelah mengalami kerugian yang terburuk sejak Great Depression, beberapa pengamat percaya bahwa perburuan saham akan dimulai lagi untuk meneruskan perdagangan terakhir di tahun 2008," ujarnya.

Sementara euro tercatat turun hingga 0,3% ke level 1,395 dolar, yen juga melemah atas dolar AS. Tahun lalu dolar AS mencatat penguatan atas kumpulan mata uang lain, yang merupakan pertama kalinya sejak tahun 2005.

Untuk harga minyak mengawali tahun ini dengan penurunan. Kontrak New York untuk minyak jenis light pengiriman Februari tercatat turun 3,31 dolar ke level US$ 41,29 dolar. Sementara di London, minyak jenis Brent pengiriman Februari tercatat turun 3,52 dolar ke level US$ 42,07 per barel.










No comments: