Ayo Akumulasi Saham Murah
INILAH.COM, Jakarta – Indeks saham terus terpuruk karena jatuhnya saham sektor komoditas tambang seiring melemahnya harga minyak. Namun ini bisa menjadi momentum melakukan akumulasi saham dengan valuasi murah namun berfundamental kuat.
Analis Finan Corporindo Edwin Sebayang mengungkapkan, harga saham komoditas sudah terkoreksi sangat dalam dan kini sudah jenuh jual. Hal ini memungkinkan investor mulai melakukan akumulasi. “Secara teknikal, saham komoditas sudah oversold. Dengan harga saham semua sektor yang sangat murah, investor bisa akumulasi,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, kendati harga minyak mentah mengalami penurunan 1% dan kini diperdagangkan di level US$ 100,87 per barel, harga beberapa komoditas menunjukkan kenaikan. Misalkan saja harga timah naik 3%, dan harga nikel naik 6,5%. “Hal ini bisa dijadikan bahan bakar bagi saham sektor komoditas,” imbuhnya.
Analis Samuel Sekuritas Trevor Gasman juga mengungkapkan hal senada. Trevor menyoroti saham PT International Nickel Indonesia (INCO) yang cukup. Setelah sempat turun hingga level terendah di Rp 2.625, hargga saham INCO kemarin berhasil rebound dan ditutup di level 2.800.
Beberapa indikator teknikal memberikan sinyal beli untuk jangka pendek. Level resistance INCO ada di Rp 3.300 dan 3.500. “Rekomendasi kami untuk INCO adalah buy,” ujar Trevor.
Sementara itu, analis HD Capital Frederic Daniel mengatakan investasi yang tepat untuk jangka pendek adalah emiten dari sektor komoditas, terutama batubara. Sektor batubara saat ini masih aman di antara komoditas lain. “Sebaiknya investor tetap selektif memilih saham dengan resiko rendah, seperti PT Bukit Asam (PTBA) dan PT Indo Tambangraya Megah (ITMG),” ujarnya.
Rekomendasi positif untuk kedua saham ini didasarkan pada posisi cash flow perseroan yang kuat dengan demand dari lokal, artinya bukan orientasi ekspor. Hal ini merupakan sentimen positif di tengah perlambatan ekonomi global yang mengakibatkan nilai ekspor turun tajam. “PTBA dan ITMG berbasis konsumen lokal,” ujarnya.
ITMG cukup menarik terkait rencana pembagian dividen interim 2008. Merujuk pada resolusi dewan direksi 9 September, ITMG akan melaksanakan pembagian dividen interim US$ 41,6 juta setara Rp 344 per lembar. Dividen dibagikan 22 Oktober 2008. Cum dividen pasar reguler jatuh pada 8 Oktober, sedangkan pasar tunai pada 13 Oktober.
Trimegah sekuritas mengatakan, pembagian dividen interim sebesar Rp 344 per saham ini akan memberikan yield sebesar 1,7% pada harga penutupan saham ITMG kemarin. Ia pun merekomendasi positif saham ini. “Kami rekomendasikan beli dengan target harga Rp 36.000 oer lembarnya,” ujarnya.
Sementara itu, lanjut Fredric, saham primadona tambang batubara PT Bumi Resources (BUMI) juga masih bisa dikoleksi, meski lebih beresiko. Pasalnya, saham primadona ini banyak agendanya, seperti Repo (gadai saham), buyback, royalti dan masalah pajak.
Hal senada diungkapkan Gina Novrina Nasution, analis PT Paramitra Alfa Sekuritas. Menurutnya, saham BUMI bisa dikoleksi karena sudah murah. Adapun resistance pertama di Rp 3.925 dan kedua di Rp 4.250, dengan titik support di level Rp 3.500. “Saya rekomendasikan buy dengan stoploss harian di level 3.475,” katanya.
collect long term apalagi kalau IHSG 1700 an,,,
INILAH.COM, Jakarta – Indeks saham terus terpuruk karena jatuhnya saham sektor komoditas tambang seiring melemahnya harga minyak. Namun ini bisa menjadi momentum melakukan akumulasi saham dengan valuasi murah namun berfundamental kuat.
Analis Finan Corporindo Edwin Sebayang mengungkapkan, harga saham komoditas sudah terkoreksi sangat dalam dan kini sudah jenuh jual. Hal ini memungkinkan investor mulai melakukan akumulasi. “Secara teknikal, saham komoditas sudah oversold. Dengan harga saham semua sektor yang sangat murah, investor bisa akumulasi,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, kendati harga minyak mentah mengalami penurunan 1% dan kini diperdagangkan di level US$ 100,87 per barel, harga beberapa komoditas menunjukkan kenaikan. Misalkan saja harga timah naik 3%, dan harga nikel naik 6,5%. “Hal ini bisa dijadikan bahan bakar bagi saham sektor komoditas,” imbuhnya.
Analis Samuel Sekuritas Trevor Gasman juga mengungkapkan hal senada. Trevor menyoroti saham PT International Nickel Indonesia (INCO) yang cukup. Setelah sempat turun hingga level terendah di Rp 2.625, hargga saham INCO kemarin berhasil rebound dan ditutup di level 2.800.
Beberapa indikator teknikal memberikan sinyal beli untuk jangka pendek. Level resistance INCO ada di Rp 3.300 dan 3.500. “Rekomendasi kami untuk INCO adalah buy,” ujar Trevor.
Sementara itu, analis HD Capital Frederic Daniel mengatakan investasi yang tepat untuk jangka pendek adalah emiten dari sektor komoditas, terutama batubara. Sektor batubara saat ini masih aman di antara komoditas lain. “Sebaiknya investor tetap selektif memilih saham dengan resiko rendah, seperti PT Bukit Asam (PTBA) dan PT Indo Tambangraya Megah (ITMG),” ujarnya.
Rekomendasi positif untuk kedua saham ini didasarkan pada posisi cash flow perseroan yang kuat dengan demand dari lokal, artinya bukan orientasi ekspor. Hal ini merupakan sentimen positif di tengah perlambatan ekonomi global yang mengakibatkan nilai ekspor turun tajam. “PTBA dan ITMG berbasis konsumen lokal,” ujarnya.
ITMG cukup menarik terkait rencana pembagian dividen interim 2008. Merujuk pada resolusi dewan direksi 9 September, ITMG akan melaksanakan pembagian dividen interim US$ 41,6 juta setara Rp 344 per lembar. Dividen dibagikan 22 Oktober 2008. Cum dividen pasar reguler jatuh pada 8 Oktober, sedangkan pasar tunai pada 13 Oktober.
Trimegah sekuritas mengatakan, pembagian dividen interim sebesar Rp 344 per saham ini akan memberikan yield sebesar 1,7% pada harga penutupan saham ITMG kemarin. Ia pun merekomendasi positif saham ini. “Kami rekomendasikan beli dengan target harga Rp 36.000 oer lembarnya,” ujarnya.
Sementara itu, lanjut Fredric, saham primadona tambang batubara PT Bumi Resources (BUMI) juga masih bisa dikoleksi, meski lebih beresiko. Pasalnya, saham primadona ini banyak agendanya, seperti Repo (gadai saham), buyback, royalti dan masalah pajak.
Hal senada diungkapkan Gina Novrina Nasution, analis PT Paramitra Alfa Sekuritas. Menurutnya, saham BUMI bisa dikoleksi karena sudah murah. Adapun resistance pertama di Rp 3.925 dan kedua di Rp 4.250, dengan titik support di level Rp 3.500. “Saya rekomendasikan buy dengan stoploss harian di level 3.475,” katanya.
collect long term apalagi kalau IHSG 1700 an,,,
Buat para TKI/TKW Q8---segera...yah hanya himbauan saja
Semoga kalau nanti cuan jangan lupa ajak makan2 yah....
Kirim KD beli saham,,,KD hari ini 1 KD = Rp.34.954,-
No comments:
Post a Comment