Back to basic - Belajar 3
Nurses, stock market and being humble
Sebenarnya tidak ada maksud apapun untuk saya mencoba mempelajari dan mengajak teman-teman sesama profesi perawat, kedalam pengenalan bentuk-bentuk investasi. Terutama di pasar saham/stock market khususnya di BEI.
Semuanya lebih menekankan agar profesi perawat dapat dihargai dan tidak dipandang sebelah mata, dimanapun kita berada. Bahwa profesi perawat dapat lama-lama sejajar dengan profesi lainnya, tanpa membedakan latar belakang individu, pendidikan, gelar, strata sosial, pekerjaan dsb.
Pasar saham tidak membedakan kita apakah kita lulusan SD sampai perguruan tinggi, pengangguran, ibu rumah tangga, bahkan sampai CEO, menteri, pejabat negara, anggota DPR , atau apapun jabatan yang kita sandang saat ini. Hanya nama kita saja yang tercatat sebagai investor di saham.
Bahkan kalau di Cina, seorang ibu RT bisa dengan mudah ke stock market dengan membawa keranjang berupa catatan kertas yang dititipkan di broker. Atau saya melihat di Kuwait, kakek2 dan pensiunan masih pergi ke KSE sambil "dewaniyah" tetap bisa trading dan pantau harga saham. Coba teman-teman di Kuwait main sekali-kali ke KSE dekat pasar mubarakiyah, lihat-lihat saja.
Bahkan jika kita cacat , pernahkan kita terbayang memback up diri dan profesi kita saat ini ???Saya merasa tidak ada jaminan bahwa saat saya pensiun atau ter-exposure high risk akibat pekerjaan kita sebagai perawat, lantas kita punya back up ????
Tidak ada,,, hanya kita sendiri yang mesti memback up nya. Buat saya hanya simple pemikiran itu saja, tidak lebih. Bukan sekedar gaya-gayaan namun lebih kearah back up dan investasi.
Cerita Sujata, Chris Gudner, atau bahkan Warren Buffet adalah kisah yang patut di lihat sebagai bahan renungan. Bahwa ada saatnya setelah Warren Buffet mendapatkan apa yang diinginkan nya --akhirnya akan kembali ke amalan, membuat yayasan, dan menyumbangkan harta yang dimilikinya.
Lantas saya mencoba search key word : nurses and stock market, apa yang saya dapat ternyata justru semakin menggugah saya untuk belajar.
misalnya :
1. Ada satu RS di South Miami yang mewajibkan semua perawatnya menempatkan dana sebagian dari gajinya di Mutual Fund (Reksadana) dan saham/stock
2. Ada seorang Dr.Nowell , seorang psikolog yang mengajarkan bagaimana trading dan investasi saham di US, hanya karena ibu dan mertuanya adalah seorang perawat - dan mengajarkan kelas sahamnya untuk perawat di US.
Dr. Nowell is offering this course because of his love and respect for his mother and mother-in-law who are both excellent nurses. He understands that many nurses do not have the opportunity to learn how to prosper in the stock market, although they certainly have the financial need to do so because of being under paid for the difficult and vital healing services which they provide to those in need.
Mungkin ini sebagai contoh buat kita. Bisa saja nantinya dengan jumlah pengangguran perawat terdidik di Indonesia yang tidak bisa dianggap remeh, maka alternatif-alternatif peluang pekerjaan dan bisnis lain jadi terbuka. Saya kira - konsep tradisional bahwa lulusan pendidikan perawat hanya berkerja di "core" bisnis kita, menjadi perawat di RS ataupun dosen mulai mesti bergeser.
Bisa saja perawat membuka koperasi JPKM, asuransi kesehatan, buka toko obat dan alkes, perdagangan tradisional, trading forex, bisnis online, trading dan investasi saham, pengobatan alternatif dsb - yang terpenting si individu perawat tersebut memiliki nilai tambah.
Dan saya percaya itu, bahwa manusia itu memiliki proses berubah, mengikuti perkembangan jaman dan tehnologi, serta percepatan pertumbuhan populasi penduduk dan dinamika ekonomi.
Hingga pada akhirnya toh kita akan meninggalkan semua amalan baik, warisan harta dan ilmu yang bermanfaat.
Amien...
No comments:
Post a Comment