Saturday, September 20, 2008

IHSG menguat 104 point

IHSG menguat 104 point

IHSG Jumat 19 Sept 2008 kemarin akhirnya ditutup di 1891 menguat 104 point (naik 5,82%). Tehnikal rebound yang terjadi setelah penurunan tajam, membawa harapan bahwa IHSG akan kembali ke kisaran normalnya di 2000. IHSG yang merupakan pasar terbesar harian, dimana kemarin saja mencapai total transaksi Rp. 7,3 triliun - tentu saja memiliki magnet yang sangat kuat dan pemerintah sendiri sangat punya kepentingan untuk menjaganya.
Sebagai contoh lihat saat BUMN seperti jamsostek membelanjakan Rp. 150 milyar untuk menjaga IHSG saat di kisaran 1600. Setiap negara akan memiliki cara yang berbeda untuk menjaga Indeks sahamnya, karena apabila Indeks saham di negara yang bersangkutan crash maka bisa saja merembet ke harga mata uangnya, kepercayaan investor, redemption dana dsb.
Kuwait sendiri saat ini juga menjaga KSE yang sedang down, melalui intervensi KIA (Kuwait Investment Authority), AS menyuntik dananya untuk Lehman, AIG yang sedang kolaps, bahkan Rusia sampai menghentikan perdagangan selama 3 hari agar indeksnya tidak terjun, Cina mempangkas pajak saham, dsb.
Sejak awal pasar modal/saham - High Risk High Gain, sehingga pengetahuan TA (tehnikal analisis), FA (fundamental analisis) dan Money management mutlak diperlukan, dan perlu kesabaran dan keberanian. Buat saya dan beberapa teman perawat di Kuwait, pemikiran out of Box (diluar kotak) sangat diperlukan. 
Pemikiran yang birokrat, harus ikuti pakem, "nerimo" - mungkin tidak akan berlaku saat ini - mengingat kondisi ekonomi yang naik turun, informasi dan tehnologi yang ada. Sama seperti peribahasa : Makan ngak makan asal kumpul, sekarang telah berubah "Kumpul ngak kumpul yang penting Makan". 
Saat ini mungkin pemerintah RI akan mulai memperhitungkan dan tidak menganggap remeh TKI, dengan remitance-nya yang cukup besar (sampai Rp.40 triliun). Lihat negara tetangga seperti Philipina yang hampir 10% - 8 juta penduduknya bekerja di luar negeri, maka pemerintah memperhatikan sekali nasib  imigrant workernya - karena tahu uang yang dikirimkan balik ke negaranya menjadi penopang income negara.
Saya sering melihat visiting page di blog2 saham, WNI/TKI kita di Norwegia, AS, Ingggris, India, Maldives, Australia, Malaysia, negara timur tengah,,,yang berarti ketertarikan TKI Formal seperti pekerja minyak, penerbangan, kesehatan, IT -dalam trading dan investasi saham cukup besar.
TKI, remitance, pelarian modal dari LN ke Indonesia bukan isapan jempol. Tinggal bagaimana pemerintah sebagai regulator membuat kebijakan yang kondusif untuk iklim investasi dan pasar modal di Indonesia, dan dipihak lain menempatkan sebanyak mungkin TKI formal (high educated) di negara lain. Potensi TKI Informal juga jangan diremehkan, saya pernah bertemu seorang WNI yang dulunya bekerja di rumahan namun dengan ketekunan dan pemikiran out of boxnya - sampai berhasil membuat agency pembantu dan ada juga kargo di Kuwait, tinggal tergantung individunya.







No comments: